Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Penerapan Flipped Clasroom Model dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Tematik

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Cara-cara Memecahkan Masalah

Strategi pemecahan masalah yang dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar pembelajaran tematik peserta didik kelas IV SDN Wuluh I Kesamben pada masa Pertemuan Tatap Muka Terbatas.Ada pun persiapan yang harus dilakukan guru sebelum proses pembelajaran adalah:

  1. Menyiapkan media pembelajaran dalam hal ini berupa video pembelajaran yang tersedia di fitur Sumber Belajar Rumah Belajar. Kemudian mengirimkannya kepada peserta didik sebelum pembelajaran tatap muka dikelas.
  2. Menyiapkan petunjuk belajar yang harus dipelajari peserta didik di rumah.

Sedangkan aktivitas peserta didik di rumah adalah:

  1. Belajar mandiri atau kelompok terkait materi atau video pembelajaran yang diberikan guru. Dapat juga, guru memberikan link video tersebut kemudian peserta didik mengaksesnya sendiri di Rumah Belajar.
  2. Peserta didik memahami petunjuk terkait aktivitas harus dilakukan.
  3. Peserta didik mencatat hal-hal yang belum dipahami dan hal yang ingin dipelajari lebih lanjut terkait materi dalam video pembelajaran.

Berikut contoh aktivitas guru dan peserta didik pada saat pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran flipped classroom:

  1. Pendahuluan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan sama seperti kegiatan pendahuluan pada model pembelajaran lainnya. Mulai dari salam, mengecek kehadiran, menanyakan materi sebelumnya, mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik, menyampaikan cakupan materi, menyampaikan tujuan dan manfaat materi, dan menyampaikan rencana kegiatan serta penilaian yang akan dilaksanakan.

  1. Kegiatan Inti
  2. Aktivitas pada kegiatan inti adalah guru membagi peserta didik untuk berdiskusi. Peserta didik berdiskusi untuk menjawab permasalahan yang telah diberikan guru. Peserta didik dapat mengakses fitur Sumber Belajar atau fitur lainnya dari Rumah Belajar untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut. Pada tahap ini guru mengamati jalannya diskusi tiap kelompok dan mengamati aktivitas tiap peserta didik.
  3. Peserta didik melakukan praktik sesuai petunjuk guru. Guru memberikan umpan balik terhadap peserta didik yang melakukan praktik.
  4. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Guru memberikan arahan kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi.
  5. Guru membimbing peserta didik atau kelompok yang belum menguasai materi yang telah dipelajari.
  6. Peserta didik mengerjakan tugas/latihan. Tugas atau latihan tersebut terdapat di fitur Bank Soal Rumah Belajar. Peserta didik dapat langsung mengerjakan menggunakan android mereka masing-masing. Guru memfasilitasi peserta didik yang telah menyelesaikan tugas.
  7. Kegiatan Penutup

Dalam sesi ini peserta didik dan guru membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari. Selanjutnya peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi. Terakhir, guru menyampaikan rencana materi pada pertemuan berikutnya.

Hal-hal di atas harus dipersiapkan guru sebelum pembelajaran dilaksanakan. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran, guru dan peserta didik benar-benar terarah dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih jauh dari itu, guru dan peserta didik dapat menghindari adanya mismatch atau perbedaan antara apa yang dipikirkan guru dengan yang diiginkan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Tindakan sebagai Pengalaman Terbaik

Agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik, banyak usaha yang dapat dilakukan oleh pendidik, di antaranya menyiapkan tujuan yang baik, media yang memadai, menata evaluasi, menentukan metode pembelajaran dan sebagainya. Guru senantiasa harus memiliki ide-ide yang baru ide-ide yang cerdas   yang dilakukan dengan terus menerus dan sungguh-sungguh untuk menghadirkan pembelajaran yang efektif dan bermakna di kelasnya.

Berikut beberapa kelebihan dalam penerapan model pembelajaran flipped classroom pada masa Pertemuan Tatap Muka Terbatas Kelas IV SDN Wuluh 1 Kesamben:

  1. Sangat sesuai dengan gaya belajar peserta didik masa kini, dimana peserta didik sangat dekat dengan teknologi.
  2. Membantu peserta didik memiliki kegiatan di luar sekolah yang positif.
  3. Membantu peserta didik untuk memahami materi belajar.
  4. Meningkatkan interaksi antara peserta didik dengan guru.
  5. Mengubah manajemen kelas.

Dengan kelebihan-kelebihan yang didapatkan dari penerapan Flipped Clasroom Model  maka tindakan yang dilakukan guru sangat tepat dalam mengelola kelas pada saat Pertemuan Tatap Muka Terbatas.

 Hasil yang Dicapai

Metode flipped classroom membawa dampak yang terasa bagi pengajar maupun peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa manfaat yang ditawarkan oleh metode Flipped Classroom ini. Berikut adalah beberapa manfaat dari metode ini:

1. Mengubah peran pengajar dan peserta didik

Salah satu manfaat utama dari metode flipped classroom adalah memberi peserta didik lebih banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Di luar kelas, peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan mereka sendiri untuk dapat menyerap ilmu. Mereka dapat mengatur waktu ataupun tempat yang paling nyaman untuk mereka belajar. Mereka juga dapat mengulang apabila ada materi yang masih mereka belum pahami. Oleh sebab itu pembelajaran menjadi lebih berpusat pada peserta didik (students-centered learning). Selain itu, flipped classroom memungkinkan pengajar untuk mendedikasikan lebih banyak waktu di kelas untuk kegiatan pembelajaran yang menarik dan interaktif atau proyek yang sifatnya lebih menekankan pada praktik.

2. Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik

Dengan lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk praktik di kelas kegiatan proyek, pengajar memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengamati siswa mereka dalam memahami suatu materi, serta dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka. Pada kelas tradisional, fokus pengajar akan berpusat pada peserta didik yang aktif dan selalu merespon pertanyaan pengajar. Sedangkan, mereka yang pasif dan kurang memahami materi akan sulit mengejar ketertinggalan. Pada metode flipped classroom, pengajar akan lebih fokus pada peserta didik yang mengalami kesulitan sedangkan peserta didik yang dapat menerapkan materi dengan baik diminta untuk bekerja secara mandiri atau membantu temannya yang masih mengalami kesulitan dalam memahami materi atau diesebut juga sebagai peer-tutoring. Hal ini dapat memastikan pelajaran dipersonalisasi dan tugas dibedakan untuk setiap peserta didik.

3. Peserta didik memiliki kepercayaan diri dan keterlibatan dalam pembelajaran lebih tinggi

Peserta didik lebih banyak mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan belajar individual yang lebih efektif. Ketika menghadapi suatu masalah dalam proses belajar, mereka harus mencari solusi dan menyelesaikan masalah tersebut secara independen. Kemandirian ini dapat menyebabkan peningkatan kepercayaan diri di kelas yang dapat berdampak positif pada tingkat keterlibatan peserta didik yang lebih tinggi (higher level of engagement).

Dari berbagai manfaat yang diberikan dalam penerapan Flipped Clasroom Model dapat disimpulkan bahwa hasil yang dicapai adalah peserta didik yang mempraktikkan metode ini motivasi belajarnya sangat tinggi, kreativitasnya meningkat, tanggungjawab meningkat, peserta didik lebih aktif dalam PBM di kelas, dan nilai akademiknya lebih baik jika dibandingkan cara belajar tradisional. Begitu juga para guru juga merasa punya waktu lebih untuk berinteraksi dengan peserta didik..

Pembahasan Hasil yang Diperoleh

Selain terdapat manfaat, tentu saja ada juga tantangan yang mungkin akan dihadapi oleh pengajar maupun peserta didik. Berikut adalah beberapa tantangan tersebut:

1. Ketika motivasi dan pengaturan diri (self-regulation) peserta didik masih rendah

Ketika terjadi suatu perubahan, tentu saja kita harus mengalami penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Peserta didik akan membutuhkan dukungan untuk dapat melakukan penyesuaian terhadap konsep pembelajaran flipped classroom ini, karena konsep ini memerlukan tingkat motivasi dan pengaturan diri (self-regulation) yang tinggi. Mereka yang sudah terbiasa dengan konsep pembelajaran konvensional ketika mereka berada di tingkat pendidikan sebelumnya akan mengalami sedikit hambatan ketika menerapkan konsep flipped classroom. Sehingga, penyesuaian tersebut harus didampingi dan diarahkan oleh pengajar.

2.  Diperlukan adanya kemampuan mengelola waktu yang baik

Pengajar dapat memberikan tips manajemen waktu untuk membantu peserta didik dalam mengalokasikan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas pra-kelas. Pengajar tidak dapat mengasumsikan bahwa setiap peserta didik datang ke kelas dengan kondisi sepenuhnya siap dengan materi yang akan dibahas. Pengajar harus melakukan tinjauan ulang sejauh mana mereka memahami materi yang sudah diunggah pada platform digital misalnya dengan menggunakan kuis pada awal perkuliahan tatap muka. Karena kemampuan setiap peserta didik berbeda satu dengan yang lainnya, pengajar perlu untuk memastikan bahwa materi yang diberikan cukup baik sehingga semua peserta didik memperoleh pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas aktif di kelas. Peserta didik, pada akhirnya, akan menyadari manfaat dari kegiatan pra-kelas.

3. Pengenalan tenaga pengajar dengan teknologi

Peran teknologi dalam metode flipped classroom ini sangat besar, sehingga pengajar diharapkan mampu untuk mengimplementasikan penggunaan teknologi dengan baik, misalnya mengelola kelas online di sistem manajemen pembelajaran (LMS), memberikan kuis online, memilih atau membuat materi pembelajaran yang menarik, serta menyunting video sehingga pelatihan dan dukungan lebih lanjut oleh institusi mungkin diperlukan saat mereka bereksperimen dengan pendekatan baru ini. Waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan suatu materi juga lebih banyak, namun hal tersebut dapat dianggap sebagai investasi karena pada angkatan selanjutnya apabila pengajar  tersrbut mengajarkan materi yang sama, mereka tidak perlu memproduksi media tersebut kembali, melainkan menggunakan materi yang sudah ada di ‘bank materi’ mereka.

4. Memastikan peserta didik aktif pada pembelajaran di luar kelas

Pengajar harus dapat memonitor siswa selama tahap persiapan asinkron untuk mengukur apakah mereka dapat mengatasi tugas-tugas yang berorientasi praktik di kelas nantinya. Untuk dapat melakukan ini, pengajar mungkin perlu memberikan waktu ekstra untuk mengakses sistem manajemen pembelajaran (LMS) sehingga mereka dapat tetap mengikuti perkembangan peserta didiknya. Rancanglah tugas yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dan membimbing mereka menuju hasil pembelajaran (learning outcomes). Hal ini dilakukan untuk memonitor pemahaman seperti misalnya tugas membuat catatan (note-taking), atau membuat forum untuk memungkinkan adanya diskusi seputar materi. Dalam pendekatan ini, fasilitas internet juga menjadi hal yang esensial dan wajib ada. Sehingga, peserta didik harus memiliki akses untuk dapat terkoneksi dengan internet.

Selain sejumlah kendala yang dihadapi oleh guru kelas dalam memilih metode Flipped Clasroom Model, ada juga faktor pendukung kegiatan ini. Adapun faktor pendukungnya antara lain:

  1. Peserta didik merasa lebih siap setelah belajar dari rumah, dan materi dibahas kembali di sekolah.
  2. Sebagian besar peserta didik sangat antusias dengan Flipped Clasroom Model, karena kegiatan dilakukan secara menyenangkan sehingga memungkinkan terjadinya situasi pembelajaran yang kondusif dan efektif.
  3. Tersedianya sarana dan prasarana sekolah seperti cromebook dan jaringan internet.
  4. Sekolah sebagai unit kerja melalui Kepala Sekolah sangat mendukung kegiatan Flipped Calsroom Model ini, dengan diterapkan model pembelajaran ini maka keterbatasan waktu berada di sekolah mendapatkan solusi. Penulis merupakan guru kelas yang mendapatkan tugas tambahan sebagai Plt Kepala Sekolah, merasa penerapan metode ini sangat tepat.

Kendala- kendala dalam penerapan Flipped Clasroom Model dapat diatasi dengan faktor-faktor pendukung. Flipped Clasroom Model lebih mengoptimalkan peran peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini mengantarkan keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar pembelajaran tematik pada saat pemberlakuan Pertemuan Tatap Muka Terbatas di kelas IV SDN Wuluh 1 Kesamben.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.