Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Pembelajaran Berdiferensiasi dengan BESTI

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Awal

Situasi sekolah kami yaitu SMA Negeri 1 Bebandem berada dekat dengan Gunung Agung, meskipun letaknya di desa tetapi sekolah kami sudah menerapkan Kurikulum Merdeka lebih tepatnya yaitu kurikulum merdeka mandiri berubah sejak tahun pelajaran 2022/2023. Saat ini sudah tahun kedua yaitu berada pada fase E untuk kelas X dan Fase F untuk kelas XI. Kami belajar secara mandiri dengan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagai petani saat pulang sekolah mereka membantu orangtuanya diladang. Banyak siswa cemas, tidak konsentrasi saat pembelajaran, malas dan stress sampai kerumah serta tingkat literasi yang rendah. Pembelajaran Kimia yang merupakan bagian dari IPA yang termasuk Pelajaran wajib untuk semua murid di kelas X. Bagi murid yang tidak memiliki minat atau cita-cita yang berkaitan dengan ilmu Kimia tentu membosankan serta waktu yang terbatas untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, mengasah kreatifitas dengan menyenangkan dan bermakna serta sesuai dengan kebutuhan murid. Visi SMAN 1 Bebandem adalah mewujudkan profil pelajar Pancasila yang berkeunggulan lokal dan berwawasan global. Oleh sebab itu sebagai guru kita bertanggung jawab untuk merancang pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan tersebut yaitu pembelajaran berdiferensiasi dengan BESTI

Tantangan

Letak sekolah yang berada di pedesaan dan merupakan daerah penghasil salak membuat saya untuk mencoba memanfaatkan modal alam dan modal manusia yang ada di lingkungan sekitar, namun tidak semua materi cocok dengan hal tersebut. Saya juga ingin meningkatkan kemampuan literasi murid yang selama ini masih rendah karena apabila terbiasa melakukan literasi maka pengetahuan mereka akan bertambah hal ini bisa menunjang bahkan meningkatkan kemampuan berpikir kritis murid. Saya juga sudah mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Namun, pembelajaran berdiferensiasi sulit diterapkan karena bingung dengan metode apa yang tepat untuk kebutuhan belajar murid saya untuk mengakomodasi kebutuhan belajar serta karakteristik murid, sehingga murid saya menjadi nyaman belajarnya meskipun dalam waktu tatap muka yang terbatas, dimana setiap minggunya hanya dua jam pelajaran untuk kelas X dan pembelajaran kimia merupakan pembelajaran yang sebagian konsepnya bersifat abstrak, Oleh sebab itu murid memerlukan bantuan belajar Pembelajaran berdiferensiasi melalui model pembelajaran Problem Based e-Learning yang mendasarkan pada permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari dengan berbantu restitusi dalam penanganan permasalahan siswa.

PBeL ini memanfaatkan e-learning dalam Kimia yang memiliki pengaruh positif yaitu sebagai upaya pemecahan masalah teknis sebagai media pembelajaran, dan mengatasi masalah pembelajaran yang substansial sebagai bahan pembelajaran dan pelengkap sehingga peserta didik dapat belajar dan mempraktikkan kemampuan pemecahan masalah melalui e-learning di mana saja dan kapan saja dan tidak sepenuhnya bergantung pada guru, belajar secara mandiri dalam menemukan pengetahuan melalui internet atau teknologi informasi lainnya. Serta menggunakan Restitusi dalam menangani masalah dalam pembelajaran di kelas. Restitusi adalah cara untuk murid belajar dari kesalahannya sehingga dapat memperbaiki hubungan baik dengan teman sejawat, guru maupaun warga sekolah lainnya yang bertujuan menanamkan disiplin positif pada murid sehingga pembelajaran yang dilakukan harus dapat mendorong karakter kreatif yang masih perlu diasah. Penulis sebagai guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk menemukan solusi pada situasi tersebut. Situasi ini tidak hanya dihadapi dalam pembelajaran Kimia sehingga sangat penting praktik baik ini ditulis dan dibagikan pada guru yang lain. Untuk mengatasi situasi tersebut diperlukan kegiatan pembelajaran sesuai kebutuhan murid yang menarik, melibatkan dan interaktif sehingga dapat menarik minat semua murid pada pembelajaran kimia. Tantangannya untuk mewujudkan hal tersebut adalah menemukan cara mengoptimalkan penerapan pembelajaran berdiferensiasi untuk melayani karakteristik murid dan kebutuhan belajar murid pada situasi kehidupan yang dihadapi, literasi murid, waktu tatap muka yang terbatas, keterampilan berpikir kritis dalam ketangguhan menghadapi masalah serta merancang manajemen kelas yang efektif, sehingga tercipta lingkungan belajar yang mengundang semua murid untuk belajar berpartisipasi aktif dan merangsang karakter kreatif murid dalam beraktifitas, berpartisipasi, berkreasi serta mencipta, begitu juga dengan guru harus rajin memperbarui informasi di berbagai kanal guna meningkatkan kualitas dirinya serta memberikan layanan terbaik bagi peserta didik.

Tantangan selanjutnya adalah meluangkan waktu dalam merancang dan mempersiapkan pembelajaran baik dari segi kesiapan materi, model, perangkat pembelajaran yang mudah diakses murid dan guru serta kesabaran dan kreatifitas dalam menangani kelas restitusi.

Aksi

Praktik baik yang dilakukan adalah Pembelajaran Berdiferensiasi dengan model Problem Based e-Learning berbantu restitusi (Pembelajaran Berdiferensiasi dengan BESTI). Pada model Problem Based E-learning murid mempelajari materi yang telah dibagikan pada elektronik learning sebelum pertemuan tatap muka, sehingga saat tatap muka murid telah memiliki pengetahuan terkait materi yang dipelajari, mereka bisa mempelajari secara mandiri kapan saja dan dimana saja. Di kelas dirancang lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar melalui aktivitas kreatif yang sesuai dengan kebutuhan belajar mereka.

Tahapan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.

  1. Persiapan pembelajaran

Tahap ini terdiri dari atas langkah-langkah berikut.

  1. Memahami tujuan pembelajaran

Kali ini tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah menganalisis kecenderungan jari-jari atom dalam sistem periodik unsur.

  1. Mengecek minat dan profil belajar murid.

Ini penting untuk menentukan konten dan aktivitas kreatif yang mengakomodasi minat dan profil belajar murid.

  1. Mempersiapkan diferensiasi konten

Mempersiapkan bahan ajar, gambar-gambar dan video yang berkaitan dengan materi yang diakses murid sebelum pembelajaran dimulai.

  1. Merancang aktivitas kreatif di kelas

Untuk tujuan pembelajaran ini aktivitas yang dirancang adalah membuat beberapa bentuk molekul dengan bahan atom-atom yang dibuat bebas sesuai kreativitas mereka. Aktivitas ini memerlukan perpaduan antara murid yang memiliki minat kimia dengan murid yang minat menggambar, minat mewarnai, minat desain dan minat lainnya sehingga seluruh anggota kelompok terlibat aktif dalam belajar.

  1. Merancang portofolio digital

Portofolio ini untuk memonitor kemajuan dan dokumentasi hasil karya.

  1. Merancang Restitusi

Untuk memperhatikan murid yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran untuk memperbaiki hubungan dengan rekan sejawat atau warga sekolah lainnya agar belajar dari kesalahan yang dilakukannya, sehingga dapat menanamkan disiplin positif pada murid.

  1. Pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan aktivitas yang telah dirancang

Pembelajaran di kelas diawali dengan doa dan salam kepada siswa.

Pelaksanaan:

  1. Teknik STOP untuk mengurangi stress, tekanan dalam proses belajar sehingga membantu murid memiliki sikap positif terhadap diri sendiri maupun oranglain dalam kehidupan sosialnya.
  2. Orientasi peserta didik terhadap masalah

Yaitu penyampaian tujuan dan tanya jawab terkait pemahaman konten yang telah dipelajari secara mandiri melalui berbagai media.

  1. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

Dalam hal ini adalah mempersilahkan murid duduk sesuai dengan kelompoknya yang sudah dibentuk berdasarkan assesmen diagnostic kognitif dan non kognitif, Murid melaksanakan kerja kelompok untuk mendefinisikan masalah, dan mengorganisasi dalam belajar

  1. Membimbing penyelidikan

Yang dilakukan adalah mengembangkan dan membuat laporan karya sesuai dengan kreatifitas mereka yaitu diperbolehkan untuk menggunakan buku paket, HP untuk mengakses materi, mencari informasi dari berbagai sumber dalam melakukan pemecahan masalah saat bekerja kelompok dan guru memberikan scaffolding pada murid dan kelompok yang membutuhkan.

  1. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Yang dilakukan adalah membebaskan murid untuk membuat dan menghasilkan karya/ produk baik berupa artikel, infografis, audio maupun video sesuai dengan kemampuan dan kreatifitas kelompok mereka.

  1. Menganalisis dan mengevaluasi masalah

Yang dilakukan adalah mengevaluasi proses-proses yang telah mereka lakukan yaitu presentasi hasil dalam hal ini juga dilakukan refleksi dalam pembelajaran

  1. Akhir Pembelajaran :

Bersama dengan siswa membuat kesimpulan untuk meluruskan pemahaman, mengingatkan materi pada pertemuan selanjutnya dan melakukan evaluasi/kuis untuk mengetahui sejauhmana pemahaman murid.

*Dalam melakukan sintak-sintak diatas diselingi dengan ice breaking yang membantu menyegarkan pikiran agar tidak jenuh serta menggunakan aplikasi pembelajaran yang menarik yaitu wordwall, padlet, quizizz dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid serta memperhatikan dan memberitahukan murid untuk mengikuti kelas restitusi untuk membantu menangani masalah murid di kelas yang telah dilakukan agar murid belajar dari kesalahan yang dilakukannya sehingga dapat menanamkan disiplin positif.

Perubahan

Aksi yang dilakukan menunjukkan perubahan yang positif. Ini terlihat dari hal-hal berikut ini.

  1. Pada pertemuan tatap muka murid lebih siap belajar. Ini tercermin dari aktivitas murid dalam menjawab pertanyaan guru di awal pembelajaran karena tersedia konten sesuai minat mereka dan mudah diakses.
  2. Pembelajaran di kelas mampu melibatkan semua murid untuk terlibat dan berkontribusi aktif. Ini terlihat dari antusias murid dalam kerja kelompok, diskusi dan presentasi.
  3. Pembelajaran ini merangsang kreativitas murid. Ini terlihat dari hasil kerja atau produk kelompok yang beragam dan menarik sesuai kreativitas murid.
  4. Murid merasa senang dan termotivasi dalam belajar. Ini disampaikan murid secara langsung saat sesi refleksi pembelajaran di kelas.
  5. Literasi murid meningkat hal ini ditunjukkan dengan banyaknya murid yang paham dengan nilai diatas KKTP saat menyelesaikan pemecahan masalah dan saat dilakukan evaluasi.
  6. Tercipta disiplin positif pada murid diantaranya budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun), sepakat dalam menjalankan Keyakinan Kelas, selalu bersyukur kepada Tuhan, dan sebagainya sehingga menjadi Budaya Positif di sekolah
  7. Hubungan sosial emosional dengan warga sekolah menjadi lebih baik
  8. Mampu memanfaatkan potensi aset yang dimiliki sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah

Penulis juga menceritakan praktik baik yang dilakukan kepada rekan sejawat. Umpan balik dari rekan di sekolah juga menginspirasi mereka sehingga mereka siap untuk menerapkan di kelas mereka. Bapak kepala sekolah sangat mendukung dan mengapresiasi praktik baik yang dilakukan. Ini merupakan upaya saya dalam melayani kebutuhan murid terupdate sesuai dengan karakteristik murid untuk mengembangkan bakat, minat dan potensi murid karena setiap murid adalah unik. Saya terus belajar untuk tergerak, bergerak dan menggerakkan.

Peristiwa yang saya alami adalah mewujudkan Pembelajaran berdiferensiasi dengan model Problem Based e-Learning berbantu Restitusi (Pembelajaran Berdiferensiasi dengan BESTI) . Pembelajaran Diferensiasi yang dilakukan meliputi diferensiasi konten, proses dan produk ini dikemas dengan menarik dengan menyesuaikan kebutuhan belajar murid sehingga pembelajran menjadi menarik, menantang dan bermakna. Murid saya menjadi lebih siap mengikuti pertemuan tatap muka. Kelas dirancang dengan aktivitas kreatif sehingga kegiatan tatap muka menjadi menarik, melibatkan, interaktif dan kreatif. Perasaan saya senang karena semua murid saya antusias belajar Kimia. Bahagia karena berhasil menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan restitusi yang membantu permasalahan yang dihadapi siswa dalam memperbaiki hubungan dan tercipta disiplin positif. Terharu mendengarkan kesan dan respon murid yang positif terhadap pembelajaran yang diterapkan.  Pembelajaran yang saya peroleh adalah bahwa penerapan pembelajaran ini efektif, menarik dan interaktif untuk murid saya. Kedepannya saya terus menerapkan pembelajaran berdiferensiasi model Problem Based e-Learning berbantu Restitusi (Pembelajaran Berdiferensiasi dengan BESTI) dengan aktivitas kreatif menyesuaikan tujuan pembelajaran dan kebutuhan murid.

Profil Penulis

Puji Ariyati, S.Pd., M.Pd

Guru Kimia di SMAN 1 Bebandem

Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Karangasem

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.