Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Pembelajaran Bahasa Inggris Pendidikan Kesetaran dengan Microsite dan Buku Saku

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Karakteristik warga belajar Pendidikan Kesetaraan sejatinya anak yang tidak ingin lagi merasakan kenikmatan dalam proses belajar yang menyita banyak waktu, bahkan terdapat paradigma di masyarakat yaitu calon warga belajar datang untuk mendaftar, seketika itu pula mereka mengikuti ujian, lalu memperoleh ijazah tanpa melalui proses pembelajaran. Selain itu, Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan yang semestinya menitikberatkan pada kemandirian dan tepat guna bagi warga belajar harus dimaksimalkan tetapi pada faktanya hal tersebut tidak dapat terealisasikan dengan baik.

Bahasa Inggris yang sejatinya menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri dan menjadi nilai lebih bagi calon pelamar maupun pekerja. Lebih lanjut, Nilai formatif warga belajar yang rendah pada saat pandemi covid-19 beberapa tahun terakhir semakin mempertegas mati surinya pendidikan kesetaraan di SKB Pinrang. Oleh karena itu, peran pamong belajar sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan satuan kredit kompetensi dan modul sebagai delivery system di pendidikan kesetaraan.

Warga belajar yang memiliki kemampuan dalam menghafal kosa kata, tetapi penyebutan kata dengan simbol bunyi yang kurang tepat seringkali menjadi bahan olok-olokan dan miskomunikasi. Sebaliknya, warga belajar yang memiliki keberanian untuk berbicara dalam bahasa Inggris, tetapi kalimat yang dilontarkan belum sesuai dengan kaidah tata bahasa Inggris yang tepat. Hal ini lebih parah lagi jika kalimat tersebut disampaikan melalui bahasa tulis.

Modul sebagai delivery system pada pendidikan kesetaraan tidak serta merta menunjang kemampuan berbahasa warga belajar sehingga diperlukan bahan ajar lain untuk melengkapi emodul yang sudah ada. Hal ini berkenan untuk memperbaiki kemampuan berbahasa dengan memaksimalkan Satuan Kredit Kompetensi (SKK). Oleh karena itu, peran pamong belajar dalam merencanakan pembelajaran dengan mempersiapkan sumber belajar yang relevan untuk mendukung kemandirian dan tepat guna bagi peserta didik.

Perencanaan harus dilakukan dengan baik danmatang termasuk pengambilan keputusan strategis untuk tercapainya tujuan sebelum melakukan tindakan. Selain itu, tujuan perencanaan adalah mengurangi ketidakpastian, meminimalisir pemborosan dan berfungsi sebagai alat kontrol dan evaluasi.Ada  beberapa tahapan yang dilakukan sebagai rangkaian pembelajaran berdiferensiasi mata pelajaran bahasa inggris yaitu : analisis, perancangan/desain, pengembangan, implementasi dan refleksi.

Tahap pertama yaitu Analisis merupakan tahapan untuk menggali informasi tentang karakteristik dan kesiapan warga belajar dalam pembelajaran. Ternyata warga belajar pendidikan kesetaraan memiliki kecenderungan untuk belajar dengan jumlah pertemuan seminimal mungkin
dan alumni pendidikan kesetaraan memiliki kemampuan Bahasa inggris yang terbilang rendah yang diakibatkan oleh kurangnya partisipasi aktif peserta didik, salah satunya akibat pandemi covid-19. Oleh karenaitu, dibutuhkan inovasi dan kreasi agar warga belajar dan alumni pendidikan kesetaraan dapat dikatakan setara dengan pendidikan formal.

Tahap kedua yaitu Perancangan. Perancangan dimulai dengan menentukan materi esensial dari emodul kesetaraan, memilih phonetic symbol yang akan digunakan, membuat bukusaku, memilih software yang mudah dan murahuntuk diakses.

Tahap ketiga yaitu Pengembangan. Pada tahapan ini topik bahasa inggris disusun dan dielaborasi menjadi 4 buku saku yang terdiri dari Grammar, Pronunciation, Speaking, V-book. Dengan 4 buku saku digital yang dapat diakses dari mana saja dapat memberikan kemudahan bagi alumni dan peserta untuk mempelajari secara mandiri maupun berkelompok melalui microsite s.id/dailyruly. Selain itu, jumlah pertemuan untuk setiap buku saku maksimal 10 kali pertemuan.

Tahap keempat yaitu Implementasi. Penggunaan gadget sebagai alat untuk mengakses sumber belajar membuat warga belajar memperoleh kemudahan tanpa harus membawa modul/bahan ajar cetak. Hal lain, materi ajar yang disusun secara singkat dan padat tidak membebani warga belajar akan jumlah pertemuan yang terlalu banyak serta materi yang dapat diakses darimana saja. Selain itu, peran pamong belajar dalam memaksimalkan moda tutorial pada materi yang dirasa sulit bagi warga belajar dapat terlaksana lebih efektif dan efisien.

Pada proses perencanaan, pelaksanaan, danevaluasi yang dilakukan terdapat berbagai dinamika yang ditemui mulai dari faktor motivasi belajar warga belajar maupun sistem pendidikan kesetaraan yang nota bene tidak dapat disamakan dengan pendidikan formal.

Namun demikian, dari praktik baik yang telah dilakukan dapat terlihat peningkatan rasa kepercayaan diri oleh warga belajar untuk tampil. Selain itu, tingkat partisipasi aktif warga belajar pada pembelajaran di SKB Pinrang cenderung mengalami peningkatan. Selain itu,penggunaan layanan microsite s.id mulai diakses oleh rekan sesama pamong belajar untuk kebutuhan lainnya. Berdasarkan praktik yang telah dilakukan serta kolaborasi dari seluruh Pamong Belajar, SKB Pinrang mulai  menerapkan Kurikulum Merdeka kategori mandiri berubah.

Teknologi tidak harus canggih dan kekinian,semua harus dikembalikan pada tujuan dan fungsi utama yakni sebagai alat/tools untuk membantu penggunanya termasuk di dalam pembelajaran. Begitupun dengan media maupun metode yang digunakan meliputi prinsip; mudah, murah dan manfaat. Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih lanjut dengan memfasilitasi gaya belajar warga belajar yang beragam dengan menggunakan video dan suara/musik yang diunggah pada tautan aplikasi agar diperoleh hasil yang lebih signifikan. Selain itu, keutuhan tekad dan kolaborasi sangat dibutuhkan dalam perkembangan layanan pendidikan kesetaraan yang inklusif, terpadu dan adaptif.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.