Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

MERANCANG KANVAS RPP, MENJADI GURU MERDEKA BELAJAR

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

SDN Tlekung 01 merupakan sekolah yang terletak di pinggiran kota. Sekolah ini memiliki potensi alam yang sejuk dan indah. Hawanya yang dingin menjadikan suasana di sekolah terasa nyaman untuk belajar.

SDN Tlekung 01 memiliki guru sejumlah 6 guru kelas, 3 guru mata pelajaran, 1 tata usaha dan 1 tukang kebun sekolah. Sebagian besar guru sudah bersertifikasi, sayangnya guru belum melaksanakan pembelajaran bermakna. Guru belum memanfaatkan media yang ada di sekolah. Guru masih minim pengetahuan tentang pembelajaran yang berpihak kepada murid.

Berdasarkan hasil pengamatan saya,  guru mengajar masih menggunakan pola lama. Guru enjoy dengan metode ceramah. Guru menjadi satu satunya sumber dalam belajar. Hal ini jelas bertolak belakang dengan visi misi yang sudah dirancang secara bersama. Juga diperkuat dengan hasil raport pendidikan pada tahun 2022 yang masih rendah tentang pembelajaran yaitu turun sebesar 5,44%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan murid, saya menemukan informasi bahwa pembelajaran PJOK membosankan. Murid nyaris tidak mau terlibat aktif didalamnya. Umumnya pembelajaran PJOK disenangi oleh murid.  Namun yang terjadi justru malah sebaliknya. Hal yang sama terjadi pada guru kelas. Saya mengamati masih ada guru duduk saja dalam mengajar, tidak memanfaatkan teknologi tinggi saat mengajar, kelas selalu klasikal dan pembelajaran yang satu arah.

Saya mulai berpikir mencari solusi  agar pelaksanaan pembelajaran tercapai sesuai harapan. Saya mengajak guru yang nantinya menjadi role model. Ada beberapa guru, diantaranya 3 guru kelas dan 1 guru PJOK. Saya memilih mereka untuk ikut dalam program Tetap Belajar yang diselenggarakan oleh Kampus Pemimpin Merdeka. Saya sengaja memilih mereka secara acak. Saya berharap, keempat guru yang dilatih ini dapat meningkat kualitas mengajarnya, kemudian berbagi praktik baik kepada guru-guru lainnya.

Di dalam program Tetap Belajar tersebut, guru-guru difasilitasi untuk merancang kanvas RPP. Guru-guru mulai diperkenalkan bagaimana mendesain, menentukan topik, sampai melakukan asesmen. Proses ini memang tidak mudah karena masih ada guru yang punya kesibukan lain secara bersamaan. Akibatnya ada yang belum menyelesaikan tugas dengan segera. Tantangan saya yang lain sebagai kepala satuan di sekolah adalah guru masih awam dalam membuat RPP dengan metode kanvas. Biasanya RPP dibuat dengan copy paste dari teman atau mengunduh dari internet.

Dari keempat guru yang ikut, setidaknya ada sebagian guru paham dan belajar dengan komitmen. Saya berharap mereka dapat berbagi kepada guru lain agar semua guru dapat mengambil peranan dalam memerdekakan murid di ruang kelas. Tidak hanya guru kelas, guru mata pelajaran pun juga demikian. Termasuk guru PJOK, walaupun mereka biasanya mengajar di lapangan, saya tetap berharap mereka dapat mengelola kelas dengan baik.

Saya juga membuat jadwal observasi ke dalam kelas-kelas. Tujuannya untuk memastikan kanvas RPP yang telah mereka pelajari diterapkan di dalam kelas. Observasi dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pra observasi, observasi dan pasca observasi . Pada pra observasi, guru menyiapkan kanvas RPP yang sudah dibuat. Saya memastikan persiapan guru-guru dalam mengajar. Saya memberikan pertanyaan pemantik kepada mereka terkait kanvas yang sudah dibuat, materi apa yang disampaikan, tujuan pembelajaran hingga asesmen yang digunakan.

Saat pelaksanaan observasi, barulah terlihat bagaimana guru yang siap dan yang belum. Saat pelaksanaan pembelajaran, malah ada guru yang baru menyiapkan alat dan media. Guru belum terbiasa melakukan observasi oleh kepala satuan pendidikan sebelumnya. Kesan itu membuat saya tertantang untuk terus mendampingi guru-guru. Setidaknya ada usaha untuk belajar. Ada kemauan untuk melakukan perubahan.

Berdasarkan rangkaian observasi itu, saya akhirnya dapat memetakan guru yang benar-benar berkompeten dan yang belum. Banyak hal lain juga saya temukan, diantaranya murid lebih aktif, lebih antusias, dan terlihat senang. Pengelolaan waktu para guru pun lebih efektif.

Saya juga menyaksikan perubahan lain. Ada guru yang mengajak untuk melakukan pembelajaran di luar kelas. Ada guru yang menggunakan media dan memanfaatkan teknologi. Ada juga guru yang memfasilitasi murid melakukan presentasi kelompok untuk merangsang rasa percaya diri murid. Meskipun begitu, ada juga beberapa hal yang terlewatkan atau tidak tersampaikan dari yang sudah dibuat atau dirancang guru.

Setelah dilakukan observasi di dalam kelas, barulah saya melanjutkan dengan tahap pasca observasi. Harapan dari pasca observasi ini, guru dapat merefleksikan kembali apa yang telah dilakukan di dalam kelas.

Guru menceritakan rancangan kanvas RPP yang sudah dibuat. Guru diminta untuk menceritakan apa saja yang sudah berjalan. Saya cukup mendengarkan apa yang mereka ceritakan, sambil menggali sejauh mana guru tersebut mampu mengukur kompetensinya. Saya berusaha untuk tidak memberi solusi ketika guru mengalami kendala, biar guru sendiri yang menemukannya.

Dari hasil pasca-observasi, akhirnya guru menemukan sendiri apa yang sudah berjalan dan yang belum berjalan. Mereka terlihat lebih senang dan bahagia. Mereka sudah dapat merefleksikan sendiri hasil pembelajaran. Kanvas RPP yang sudah dibuat dan dipraktekkan menjadikan pembelajaran lebih efektif dan dapat memberikan kemerdekaan kepada murid.

Program Tetap Belajar ini sangat bermanfaat. Saya merasakan senang ketika guru-guru mempraktekkan kanvas RPP dan mengimplementasikan dalam ruang kelas. Dn juga banyak murid yang semangat dan antusias dalam belajar. Pembelajaran yang sangat berdampak kepada murid dengan mengakomodir kebutuhan murid. Artinya guru-guru sudah belajar bagaimana mengajar dengan mengedepankan keberpihakan kepada murid. Berdasarkan hasil pengamatan saya, guru sudah melakukan pembelajaran bermakna dan berdaya melalui kanvas RPP.

Untuk meningkatkan kualitas tertentu membutuhkan waktu dan proses. Saya perlu rencana tindak lanjut, tidak hanya cukup sekali pendampingan. Untuk itu, saya perlu membuat jadwal pendampingan kembali. Berdasarkan umpan balik  dari tim Program Tetap Belajar, kami juga mengetahui bahwa kami masih perlu perbaikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Selain itu, saya juga melakukan wawancara dengan guru-guru yang mengikuti program ini. Mereka menyampaikan perasaan selama di dalam kelas. Para guru merasa enjoy dan menikmati proses pembelajaran di dalam kelas. Ada di satu kelas, suasana kelas terlihat pecah sekali. Murid begitu semangat dan aktif dalam belajar. Murid mengalami dampak positif yang signifikan.

Saya sebagai kepala sekolah merasa bangga dengan adanya perubahan ini walaupun masih belum banyak. Jika dilakukan perbaikan-perbaikan secara terus menerus, saya yakin akan terjadi sebuah perubahan yang besar.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.