Tri”Si siswa SMP N 2 Abang dapat ditingkatkan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris
Tri”Si siswa SMP N 2 Abang dapat ditingkatkan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan literasi numerasi sangat penting dilakaukan oleh siswa, karena lewat kegiatan literasi numerasi siswa akan memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan menerjemahkan informasi yang terdapat di lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan, berbagai pihak selalu berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kegiatan literasi numerasi siswa diberbagai jenjang pendidikan.
Disisi lain, berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan dalam bentuk Goggle form, terhadap siswa SMP N 2 Abang, Sebagian besar siswa jarang melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 101/76.1%, menyatakan tidak melakukan kegiatan literasi numerasi, hanya 41/15.5% yang menjawab melakukan literasi numerasi dan 22/8.3% menjawab ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa ragu-ragu menjawab pernah berkunjung ke perpustakaan yaitu sebanyak 207/78.4%, sedangkan yang menjawab sering hanya 7/2.7% dan 50/18.9% menyatakan jarang mengunjungi perpustakaan. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menjawab tidak melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu sebanyak 207/78%, hanya 29/11% yang menjawab melakukan kegiatan literasi numerasi dan 18/10,6% menjawab ragu-ragu. Dari data ini, terlihat bahwa kegiatan literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang tergolong rendah.
Berdasarkan wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner yang disebarkan lewat goggle form, rendahnya minat siswa SMP N 2 Abang melakukan literasi numerasi disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; 1) koleksi buka yang terbatas 241/91,3%, 2) perpustakaan tidak memiliki jadwal kunjungan 243/91.7%, 3) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 203/76.9%, 4) sekolah tidak membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 210/79,6% dan 5 sekolah tidak menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 210/79,5%.
Rendahnya literasi numerasi siswa, secara langsung berdampak pada rendahnya prestasi siswa. Berdasarkan data sekolah dan laporan wakasek kurikulum, jumlah prestasi 3 tahun terakhir sebanyak 14 buah dengan rincian tingkat kabupaten 6 buah , dan tingkat kecamatan 8 buah.
Memperhatikan rendahnya kegiatan literasi numerasi dan prestasi siswa serta faktor penyebabnya, maka selaku kepala satuan pendidikan di SMP N 2 Abang, perlu melakukan program yang didukung oleh menejemen yang baik. Hal inilah yang menyebabkan penulis mengangkat judul “Meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris”
Berdasarkan latar belakang masalah, tantangan yang ada yang dapat menghambat kegiatan literasi numerasi siswa adalah sebagai berikut :
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah, maka rumusan masalah best practice ini adalah “ Apakah Tri’Si siswa SMP N 2 Abang dapat ditingkatkan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris ?
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan best practice ini adalah untuk meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris.
Manfaat yang diharapkan dari best practice ini adalah sebagai berikut.
Best Practice ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam memperkaya khazanah mengenai berbagai usaha kepala satuan Pendidikan dalam upaya meningkatkan literasi numerasi bagi siswa.
Hasil best practice ini diharapkan dapat bermanfaat:
1) Sekolah akan memiliki cara dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa
2) Sekolah akan memiliki salah satu acuan dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa
1) Guru akan memiliki pengalaman dalam upaya meningkatkan literasi numerasi siswa.
2) Guru akan memiliki acuan dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa.
BAB II
AKSI
2.1 Langkah Dalam Mengatasi Tantangan
Tri’Si yang dimaksud dalam penilitian ini adalah Tri artinya tiga, sehingga Tri’si berarti tiga si. Tiga si terdiri dari si pertama literasi, si kedua numerasi dan si ketiga prestasi. Dengan demikian meningkatkan Tri’Si berarti meningkatkan literasi, numerasi dan prestasi siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris.
Penerapan Meja Kapas diambil mengingat tantangan yang dihadapii berupa ; 1) rendahnya literasi nuemrasi siswa, 2) terbatasnya jumlah buku bacaan yang ada, yang membuat siswa kurang tertarik untuk mengadakan kegiatan literasi numerasi, 3) perpustakaan belum memiliki jadwal kunjungan bagi siswa, 4) kegiatan literasi numerasi tidak terjadwalkan khusus. 5) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi, 6) tidak adanya jadwal untuk siswa dalam mengembangkan diri termasuk literasi numerasi. Dan 7) rendahnya prestasi siswa.
Meja Kapas yang dimaksud dalam best practice ini adalah singkatan dari Me= menambah koleksi buku, ja = jadwal kunjungan perpustakaan bagi siswa, Ka = Kamis literasi (adanya jadwal khusus untuk literasi pada jam pertama), Pa = Pagi hari 15 menit sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi. S = Sabtu kreativitas untuk mengekpresikan literasi numerasi siswa.
Menambah koleksi buku dilakukan dengan menganggarkan dalam RAKS untuk mengadakan buku-buku yang akan dibaca oleh siswa, sehingga siswa memiliki banyak pilihan dalam melakukan kegiatan literasi numerasi. Untuk tahun anggaran 2023 total anggaran dana untuk pengadaan buku sebesar Rp. 55.000.000. Selain dari anggaran BOS, penambahan koleksi buku juga diambil dari dana hasil penjualan sampah plastik dan kertas-kertas, sebesar Rp. 1. 500.000 serta dana dari prosentase keuntungan koperasi osis sebesar Rp. 2. 500.000.
Jadwal kunjungan perpustakaan perpustakaan dimaksudkan agar , setiap kelas dan guru mata pelajaran memiliki peluang untuk mengajak siswa belajar diperpustakaan, sesuai dengan materi pelajaran yang dibahas. Hal ini akan berdampak pada berfungsinya perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan membiasakan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan untuk kegiatan literasi numerasi. (Jadwal kunjungan perpustakaan terlampir)
Kamis literasi, dilakukan jadwal khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa pada jam pertama. Kegiatan ini dilakukan dengan pendampingan oleh wali kelas masing. Selama satu jam siswa melakukan kegiatan literasi numerasi dan hasilnya dikumpulkan dalam bentuk ringkasan atau kreativitas lainnya yang akan dipentaskan saat hari sabtu kreativitas. (Jadwal terlampir)
Pagi hari selama 15 menit, sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi, hal ini dilakukan oleh siswa setelah melaksanakan pembersihan, mereka duduk didepan kelas untuk melakukan kegiatan literasi numerasi diawasi oleh guru piket bersama dengan wali kelas , hasil literasi numerasi dalam bentuk ringkasan atau kreativitas lainnya yang akan dipentaskan saat hari sabtu krewativitas .
Sabtu kreativitas bertujuan untuk mengekpresikan literasi numerasi siswa pada jam kedua. Pada Sabtu kreativitas, setiap kelas digilir untuk menampilkan kreativitas hasil literasi numerasi . Untuk hasil literasi numerasi umumnya siswa menampilkan stori telling, speak contes, mepidarta, bercerita, mesatua, dan berpuisi. Dari kebiasan ini berbagai prestasi siswa sebagai hasil literasi numerasi mampu diperoleh siswa (data prestasi terlampir)
Dengan penerapan Meja Kapas, diharapkan kegiatan literasi numerasi siswa menjadi meningkat.
Menejemen Keris dilakukan untuk memastikan penerapan Meja Kapas berjalan dengan baik. Karena sebaik apapun program yang ada, perlu didukung oleh menejemen yang baik pula.
Manajemen Keris yang dimaksud dalam best practice ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Keris merupakan singkatan dari Ke = Kesepakatan, R = Reliasasi. I = Integritas, S = supervise.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam manajemen Keris adalah sebagai berikut :
Kesepakatan antar warga sekolah sangat perlu dilakukan agar program Meja Kapas yang akan dilaksanakan merupakan hal yang menjadi program bersama, yang didasari oleh kesepakatan bersama untuk dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Beberapa kesepakatan yang dibuat yaitu :
Dengan adanya kesepakatan semua waraga sekolah untuk melaksanakan program Meja Kapas tentu diharapakan dapat mencapai tujuan bersama berupa peningkatan literasi numerasi dan prestasi siswa.
Sebagai tindak lanjut dari semua kesepakatan dengan berbagai pihak, selanjutnya direalisasikan dalam kegiatan interaksi disekolah. Realisasi yang dimaksud yaitu semua warga sekolah menjalankan program Meja Kapas sesuai tupoksi masing-masing, yaitu Me= menambah koleksi buku, ja = jadwal kunjungan perpustakaan bagi siswa, Ka = Kamis literasi numerasi (jadwal khusus untuk literasi pada jam 1, Pa = Pagi hari 15 menit sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi. S = Sabtu kreativitas untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi siswa.
Sebagai dasar untuk merealisasikan kesepakatan yang telah disetujui, setiap pihak yang membuat kesepakatan wajib melakukan dengan integritas yang tinggi, atas komitmen yang dibuat. Dalam penerapan integritas, semua pihak konsisten berpedoman pada kesepakatan yang telah disetujui.
Supervisi dilakukan oleh semua pihak yang terlibat. Supervisi diarakan pada keefektipan program Meja Kapas dalam upaya meningkatkan literasi numerasi dan prestasi siswa. bila ada kendala maka akan dievaluasi untuk langkah selanjutnya
Bila program Meja Kapas berbasis manajemen Keris dibuat dalam bentuk gambar akan terlihat sebagai berikut.
|
Meja Kapasi |
.Gambar 1 Program Meja Kapas berbasis manajemen Keris
BAB III
METODE, HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Best practices ini dilaksanakan di SMP N 2 Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Waktu pelaksanan Best practices dilaksanakan mulai bulan Juli 2022 sampai dengan Mei 2023
3.1.2. Subjek dan Objek
Subjek dari best practices ini adalah siswa SMP N 2 Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
Sedangkan objeknya adalah meningkatnya literasi numerasi dan prestasi siswa,
Instrumen yang digunakan dalam best practices ini berupa angket dan dokuemen sekolah
Data angket yang diperoleh dikumpulkan dalam tabel pengumpul data sebagai berikut.
Tabel 3.1. Tabel pengumpul data
|
NO |
PERTANYAAN |
Sebelum |
Sesudah |
||||||||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
Ya |
tidak |
Ragu |
||||||||
|
% |
% |
% |
% |
% |
% |
||||||||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
||||||||||||
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
||||||||||||
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
||||||||||||
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
||||||||||||
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
||||||||||||
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
||||||||||||
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
||||||||||||
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
||||||||||||
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
||||||||||||
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
||||||||||||
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
||||||||||||
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
||||||||||||
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
||||||||||||
Analisa data dilakukan secara diskriptif dan menggunakan hitungan sederhana berupa prosentase. Data yang dianalisis dalam best practice ini berupa literasi numerasi siswa dan peningkatan prestasi siswa.
3.1.5. Indikator Keberhasilan
Best Practice ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan literasi numerasi dan prestasi siswa, dilihat dari 4 indikator pada kuisioner yaitu 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca, 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting . Bila setelah dibandingkan keempat indikator tersebut, diperoleh data sebelum dengan sesudah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris ada peningkatan sama atau lebih besar dari 80% maka tindakan diangap berhasil.
3.2. Hasil Dan Pembahasan Masalah
3.2.1. Deskripsi Kondisi Awal
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa lewat goggle form, kondisi awal literasi numerasi siswa sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Data literasi numerasi siswa sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
NO |
PERTANYAAN |
Jawaban |
|||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
|||||
|
jumlah |
% |
jumlah |
% |
jumlah |
% |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
7 |
2.7 |
50 |
18.9 |
207 |
78.4 |
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
15 |
5.7 |
242 |
91.7 |
8 |
3 |
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
16 |
6.7 |
241 |
91.3 |
8 |
3 |
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
18 |
6.8 |
238 |
89.4 |
10 |
3.8 |
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
240 |
90.9 |
10 |
3.8 |
14 |
5.3 |
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
29 |
11 |
210 |
79.6 |
25 |
9.5 |
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
222 |
84.1 |
11 |
4.2 |
31 |
11.7 |
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
221 |
83.7 |
20 |
7.6 |
87 |
23 |
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
20 |
7.6 |
225 |
85.2 |
19 |
7.2 |
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
29 |
11 |
207 |
78.4 |
28 |
10.6 |
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
28 |
10.6 |
203 |
76.9 |
33 |
12.5 |
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
36 |
13.6 |
199 |
75.4 |
29 |
11 |
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
41 |
15.5 |
201 |
76.1 |
22 |
8.3 |
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
210 |
79.5 |
12 |
4.5 |
42 |
15.9 |
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
51 |
19.3 |
10 |
3.8 |
203 |
76.9 |
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
57 |
21.6 |
198 |
75 |
9 |
3.4 |
Dari tabel diatas terlihat literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang rendah, ini ditunjukkan oleh data Sebagian besar siswa jarang melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 101(76.1%), menyatakan tidak melakukan kegiatan literasi numerasi, hanya 41(15.5%) yang menjawab melakukan literasi numerasi dan 22 (8.3% ) menjawab ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa ragu-ragu menjawab pernah berkunjung ke perpustakaan yaitu sebanyak 207(78.4%), sedangkan yang menjawab sering hanya 7 (2.7%) dan 50/18.9% menyatakan jarang mengunjungi perpustakaan. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menjawab tidak melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu sebanyak 207 (78%), hanya 29 (11%) yang menjawab melakukan kegiatan literasi numerasi dan 18 (10,6%) menjawab ragu-ragu.
Dari hasil wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner, rendahnya minat siswa SMP N 2 Abang melakukan literasi numerasi disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; 1) koleksi buka yang terbatas 241 (91,3%,) 2) perpustakaan tidak memiliki jadwal kunjungan 243 (91.7%), 3) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 203 (76.9%), 4) sekolah tidak membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 210 (79,6%) dan 5 sekolah tidak menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 210 (79,5)%.
Berdasarkan data sekolah dan laporan dari bidang kurikulum selama 3 tahun terakhir jumlah prestasi sebanyak 14 buah dengan rincian tingkat kabupaten 6 buah, dan tingkat kecamatan 8 buah. Dari data prestasi, terlihat secara umum prestasi siswa SMP N 2 Abang tergolong rendah, salah satu penyebabnya disebabkan karena rendahnya literasi dan numerasi siswa.
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa lewat goggle form, literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut
Tabel 3.3. Data literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
NO |
PERTANYAAN |
Jawaban |
|||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
|||||
|
jumlah |
% |
jumlah |
% |
jumlah |
% |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
195 |
80.2 |
29 |
11.9 |
19 |
7.8 |
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
203 |
83.5 |
25 |
10.3 |
15 |
6.2 |
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
143 |
58.8 |
83 |
34.2 |
17 |
7 |
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
213 |
87.7 |
14 |
5.8 |
16 |
6.6 |
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
51 |
21 |
130 |
53.5 |
62 |
25.5 |
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
230 |
94.7 |
6 |
2.5 |
7 |
2.9 |
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
277 |
93.4 |
3 |
1.2 |
13 |
5.3 |
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
209 |
86 |
6 |
2.5 |
28 |
11.5 |
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
203 |
83.5 |
26 |
10.7 |
14 |
5.8 |
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
157 |
64.6 |
58 |
23.9 |
20 |
11.5 |
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
172 |
70.8 |
39 |
16 |
32 |
13.2 |
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
209 |
86 |
12 |
4.9 |
22 |
9.1 |
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
220 |
90.5 |
4 |
1.8 |
19 |
7.8 |
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
220 |
90.5 |
5 |
2.1 |
18 |
7.4 |
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
220 |
90.5 |
2 |
0.8 |
21 |
8.6 |
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
226 |
93 |
5 |
2.1 |
12 |
4.9 |
Dari table diatas terlihat literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang ada peningkatan dan tergolong tinggi, ini ditunjukkan oleh data Sebagian besar siswa melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 220 (90.5%), hanya 4 orang (1.8) tidak melakukan dan 19 orang (15.5%) menyatakan ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa menyatakan mengunjungi perpustakaan 195 orang (80.2%), hanya 29 orang (11.9) tidak dan 19 orang (7.8%) menyatakan ragu-ragu. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menyatakan melaksanakan yaitu 157 orang (64.6%), yang tidak hanya 58 orang (23.9%) dan ragu-ragu 20 orang (11.5%).
Bila dihitung peningkatan literasi numerasi berdasarkarkan 4 indikator yaitu ; 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca, 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting, diperoleh data sebelum dan sesudah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4. Data peningkatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
No |
PERTANYAAN |
Jawaban |
Jawaban |
Jawaban |
||||||
|
Ya awal |
Ya akhir |
slsh % |
tdk awal |
tdk akhir |
slsh % |
Ragu awal |
Ragu akhir |
slsh % |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
7 |
195 |
2685.71 |
50 |
29 |
-42.00 |
207 |
19 |
-90.82 |
|
2. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
29 |
157 |
441.38 |
207 |
58 |
-71.98 |
28 |
20 |
-28.57 |
|
3. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
41 |
220 |
436.59 |
201 |
4 |
-98.01 |
22 |
19 |
-13.64 |
|
4. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
57 |
226 |
296.49 |
198 |
5 |
-97.47 |
9 |
12 |
33.33 |
Bila tabel di atas, dibuat dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut.
Grafik 2. peningkatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
Dari grafik di atas, jelas kelihatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris jauh lebih tinggi di bandingkan sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh peningkatan keempat indikator yang dipergunakan untuk mengukur literasi numerasi siswa diperoleh data sebagai berikut; 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca awalnya yang jawab ya 7 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 195 orang meningkat 2685,71% , 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi awalnya yang jawab ya 29 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 157 orang meningkat 441,38%, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi awalnya yang jawab ya 41 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 220 orang meningkat 436,59% dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting awalnya yang jawab ya 57 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 226 orang meningkat 296,49%.
Berdasarkan prosentase peningkatan di atas, keempat indikator yang ditetapkan, semuanya naik lebih dari 80%, sehingga tindakan dianggap berhasil.
Dari hasil wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner, peningkatan literasi numerasi siswa disebabkan karena 1) sudah ada penambahan koleksi buku diperpustakaan 213 (87,7%,), 2) perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan 203 (87.7%), 3) adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 172 (70,8%), 4) sekolah membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 230 (94.7%) dan 5 sekolah sudah menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 230 (94.7)%.
Bila dibandingkan jumlah prestasi yang diperoleh literasi sebelum dan setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris , dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5. Data perbandingan jumlah prestasi yang diperoleh literasi sebelum dan setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
Jumlah prestasi |
Sebelum |
Sesudah |
||||
|
Tingkat |
Tingkat |
|||||
|
Kec |
Kab |
provinsi |
Kec |
Kab |
provinsi |
|
|
8 |
6 |
13 |
21 |
72 |
||
|
Total |
14 |
106 |
||||
|
Prosentase peningkatan |
657.14 |
|||||
Dari tabel di atas, terlihat kenaikan prosentase prestasi siswa SMP N 2 Abang penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris sebesar 657.14% jauh di aatas 80%, sehingga tindakan dianggap berhasil.
Memperhatikan analisi yang telah dilakukan baik terhadap peningkatan literasi numerasi siswa amaupun prestasi siswa maka dapat dikatakan meningkatkan Tri’S dapat dilakukan dengan penerapan Meja Kapas berbasis manajmene Keris.
Berdasarkan diskripsi yang telah dilaksanakan, meningkatkan Tri’S dapat dilakukan dengan penerapan Meja Kapas berbasis manajmene Keris dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.4. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris adalah sebagai berikut :
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : Meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang dapat dilakukan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris
Hal ini terbukti dari adanya peningkatan literasi numerasi siswa sebagai berikut : 1) sebagian besar siswa melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 220 (90.5%), hanya 4 orang (1.8) tidak melakukan dan 19 orang (15.5%) menyatakan ragu-ragu, 2) dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa menyatakan mengunjungi perpustakaan 195 orang (80.2%), hanya 29 orang (11.9) tidak dan 19 orang (7.8%) menyatakan ragu-ragu, 3) kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menyatakan melaksanakan yaitu 157 orang (64.6%), yang tidak hanya 58 orang (23.9%) dan ragu-ragu 20 orang (11.5%).
.
Berdasarkan kesimpulan yang diambil dapat disarankan sebagai berikut :
Daftar Pustaka
Direktorat Jendera lPAUD, Dikdasdan Dikmen, 2011. Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah. Jakarta, Balai Pustaka
Dyah Worowirastri Ekowati dan Beti Istanti Suwandaya, 2014 Literasi Numerasi untuk Sekolah Dasar, Bandung UMM PRESS
Nurhayati, 2010. Dasar-dasar statistic, Jakarta Balai Pustaka
Tri”Si siswa SMP N 2 Abang dapat ditingkatkan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan literasi numerasi sangat penting dilakaukan oleh siswa, karena lewat kegiatan literasi numerasi siswa akan memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan menerjemahkan informasi yang terdapat di lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan, berbagai pihak selalu berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kegiatan literasi numerasi siswa diberbagai jenjang pendidikan.
Disisi lain, berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan dalam bentuk Goggle form, terhadap siswa SMP N 2 Abang, Sebagian besar siswa jarang melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 101/76.1%, menyatakan tidak melakukan kegiatan literasi numerasi, hanya 41/15.5% yang menjawab melakukan literasi numerasi dan 22/8.3% menjawab ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa ragu-ragu menjawab pernah berkunjung ke perpustakaan yaitu sebanyak 207/78.4%, sedangkan yang menjawab sering hanya 7/2.7% dan 50/18.9% menyatakan jarang mengunjungi perpustakaan. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menjawab tidak melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu sebanyak 207/78%, hanya 29/11% yang menjawab melakukan kegiatan literasi numerasi dan 18/10,6% menjawab ragu-ragu. Dari data ini, terlihat bahwa kegiatan literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang tergolong rendah.
Berdasarkan wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner yang disebarkan lewat goggle form, rendahnya minat siswa SMP N 2 Abang melakukan literasi numerasi disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; 1) koleksi buka yang terbatas 241/91,3%, 2) perpustakaan tidak memiliki jadwal kunjungan 243/91.7%, 3) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 203/76.9%, 4) sekolah tidak membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 210/79,6% dan 5 sekolah tidak menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 210/79,5%.
Rendahnya literasi numerasi siswa, secara langsung berdampak pada rendahnya prestasi siswa. Berdasarkan data sekolah dan laporan wakasek kurikulum, jumlah prestasi 3 tahun terakhir sebanyak 14 buah dengan rincian tingkat kabupaten 6 buah , dan tingkat kecamatan 8 buah.
Memperhatikan rendahnya kegiatan literasi numerasi dan prestasi siswa serta faktor penyebabnya, maka selaku kepala satuan pendidikan di SMP N 2 Abang, perlu melakukan program yang didukung oleh menejemen yang baik. Hal inilah yang menyebabkan penulis mengangkat judul “Meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris”
Berdasarkan latar belakang masalah, tantangan yang ada yang dapat menghambat kegiatan literasi numerasi siswa adalah sebagai berikut :
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah, maka rumusan masalah best practice ini adalah “ Apakah Tri’Si siswa SMP N 2 Abang dapat ditingkatkan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris ?
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan best practice ini adalah untuk meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris.
Manfaat yang diharapkan dari best practice ini adalah sebagai berikut.
Best Practice ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam memperkaya khazanah mengenai berbagai usaha kepala satuan Pendidikan dalam upaya meningkatkan literasi numerasi bagi siswa.
Hasil best practice ini diharapkan dapat bermanfaat:
1) Sekolah akan memiliki cara dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa
2) Sekolah akan memiliki salah satu acuan dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa
1) Guru akan memiliki pengalaman dalam upaya meningkatkan literasi numerasi siswa.
2) Guru akan memiliki acuan dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa.
BAB II
AKSI
2.1 Langkah Dalam Mengatasi Tantangan
Tri’Si yang dimaksud dalam penilitian ini adalah Tri artinya tiga, sehingga Tri’si berarti tiga si. Tiga si terdiri dari si pertama literasi, si kedua numerasi dan si ketiga prestasi. Dengan demikian meningkatkan Tri’Si berarti meningkatkan literasi, numerasi dan prestasi siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris.
Penerapan Meja Kapas diambil mengingat tantangan yang dihadapii berupa ; 1) rendahnya literasi nuemrasi siswa, 2) terbatasnya jumlah buku bacaan yang ada, yang membuat siswa kurang tertarik untuk mengadakan kegiatan literasi numerasi, 3) perpustakaan belum memiliki jadwal kunjungan bagi siswa, 4) kegiatan literasi numerasi tidak terjadwalkan khusus. 5) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi, 6) tidak adanya jadwal untuk siswa dalam mengembangkan diri termasuk literasi numerasi. Dan 7) rendahnya prestasi siswa.
Meja Kapas yang dimaksud dalam best practice ini adalah singkatan dari Me= menambah koleksi buku, ja = jadwal kunjungan perpustakaan bagi siswa, Ka = Kamis literasi (adanya jadwal khusus untuk literasi pada jam pertama), Pa = Pagi hari 15 menit sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi. S = Sabtu kreativitas untuk mengekpresikan literasi numerasi siswa.
Menambah koleksi buku dilakukan dengan menganggarkan dalam RAKS untuk mengadakan buku-buku yang akan dibaca oleh siswa, sehingga siswa memiliki banyak pilihan dalam melakukan kegiatan literasi numerasi. Untuk tahun anggaran 2023 total anggaran dana untuk pengadaan buku sebesar Rp. 55.000.000. Selain dari anggaran BOS, penambahan koleksi buku juga diambil dari dana hasil penjualan sampah plastik dan kertas-kertas, sebesar Rp. 1. 500.000 serta dana dari prosentase keuntungan koperasi osis sebesar Rp. 2. 500.000.
Jadwal kunjungan perpustakaan perpustakaan dimaksudkan agar , setiap kelas dan guru mata pelajaran memiliki peluang untuk mengajak siswa belajar diperpustakaan, sesuai dengan materi pelajaran yang dibahas. Hal ini akan berdampak pada berfungsinya perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan membiasakan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan untuk kegiatan literasi numerasi. (Jadwal kunjungan perpustakaan terlampir)
Kamis literasi, dilakukan jadwal khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa pada jam pertama. Kegiatan ini dilakukan dengan pendampingan oleh wali kelas masing. Selama satu jam siswa melakukan kegiatan literasi numerasi dan hasilnya dikumpulkan dalam bentuk ringkasan atau kreativitas lainnya yang akan dipentaskan saat hari sabtu kreativitas. (Jadwal terlampir)
Pagi hari selama 15 menit, sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi, hal ini dilakukan oleh siswa setelah melaksanakan pembersihan, mereka duduk didepan kelas untuk melakukan kegiatan literasi numerasi diawasi oleh guru piket bersama dengan wali kelas , hasil literasi numerasi dalam bentuk ringkasan atau kreativitas lainnya yang akan dipentaskan saat hari sabtu krewativitas .
Sabtu kreativitas bertujuan untuk mengekpresikan literasi numerasi siswa pada jam kedua. Pada Sabtu kreativitas, setiap kelas digilir untuk menampilkan kreativitas hasil literasi numerasi . Untuk hasil literasi numerasi umumnya siswa menampilkan stori telling, speak contes, mepidarta, bercerita, mesatua, dan berpuisi. Dari kebiasan ini berbagai prestasi siswa sebagai hasil literasi numerasi mampu diperoleh siswa (data prestasi terlampir)
Dengan penerapan Meja Kapas, diharapkan kegiatan literasi numerasi siswa menjadi meningkat.
Menejemen Keris dilakukan untuk memastikan penerapan Meja Kapas berjalan dengan baik. Karena sebaik apapun program yang ada, perlu didukung oleh menejemen yang baik pula.
Manajemen Keris yang dimaksud dalam best practice ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Keris merupakan singkatan dari Ke = Kesepakatan, R = Reliasasi. I = Integritas, S = supervise.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam manajemen Keris adalah sebagai berikut :
Kesepakatan antar warga sekolah sangat perlu dilakukan agar program Meja Kapas yang akan dilaksanakan merupakan hal yang menjadi program bersama, yang didasari oleh kesepakatan bersama untuk dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Beberapa kesepakatan yang dibuat yaitu :
Dengan adanya kesepakatan semua waraga sekolah untuk melaksanakan program Meja Kapas tentu diharapakan dapat mencapai tujuan bersama berupa peningkatan literasi numerasi dan prestasi siswa.
Sebagai tindak lanjut dari semua kesepakatan dengan berbagai pihak, selanjutnya direalisasikan dalam kegiatan interaksi disekolah. Realisasi yang dimaksud yaitu semua warga sekolah menjalankan program Meja Kapas sesuai tupoksi masing-masing, yaitu Me= menambah koleksi buku, ja = jadwal kunjungan perpustakaan bagi siswa, Ka = Kamis literasi numerasi (jadwal khusus untuk literasi pada jam 1, Pa = Pagi hari 15 menit sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi. S = Sabtu kreativitas untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi siswa.
Sebagai dasar untuk merealisasikan kesepakatan yang telah disetujui, setiap pihak yang membuat kesepakatan wajib melakukan dengan integritas yang tinggi, atas komitmen yang dibuat. Dalam penerapan integritas, semua pihak konsisten berpedoman pada kesepakatan yang telah disetujui.
Supervisi dilakukan oleh semua pihak yang terlibat. Supervisi diarakan pada keefektipan program Meja Kapas dalam upaya meningkatkan literasi numerasi dan prestasi siswa. bila ada kendala maka akan dievaluasi untuk langkah selanjutnya
Bila program Meja Kapas berbasis manajemen Keris dibuat dalam bentuk gambar akan terlihat sebagai berikut.
|
Meja Kapasi |
.Gambar 1 Program Meja Kapas berbasis manajemen Keris
BAB III
METODE, HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Best practices ini dilaksanakan di SMP N 2 Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Waktu pelaksanan Best practices dilaksanakan mulai bulan Juli 2022 sampai dengan Mei 2023
3.1.2. Subjek dan Objek
Subjek dari best practices ini adalah siswa SMP N 2 Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
Sedangkan objeknya adalah meningkatnya literasi numerasi dan prestasi siswa,
Instrumen yang digunakan dalam best practices ini berupa angket dan dokuemen sekolah
Data angket yang diperoleh dikumpulkan dalam tabel pengumpul data sebagai berikut.
Tabel 3.1. Tabel pengumpul data
|
NO |
PERTANYAAN |
Sebelum |
Sesudah |
||||||||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
Ya |
tidak |
Ragu |
||||||||
|
% |
% |
% |
% |
% |
% |
||||||||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
||||||||||||
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
||||||||||||
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
||||||||||||
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
||||||||||||
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
||||||||||||
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
||||||||||||
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
||||||||||||
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
||||||||||||
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
||||||||||||
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
||||||||||||
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
||||||||||||
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
||||||||||||
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
||||||||||||
Analisa data dilakukan secara diskriptif dan menggunakan hitungan sederhana berupa prosentase. Data yang dianalisis dalam best practice ini berupa literasi numerasi siswa dan peningkatan prestasi siswa.
3.1.5. Indikator Keberhasilan
Best Practice ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan literasi numerasi dan prestasi siswa, dilihat dari 4 indikator pada kuisioner yaitu 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca, 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting . Bila setelah dibandingkan keempat indikator tersebut, diperoleh data sebelum dengan sesudah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris ada peningkatan sama atau lebih besar dari 80% maka tindakan diangap berhasil.
3.2. Hasil Dan Pembahasan Masalah
3.2.1. Deskripsi Kondisi Awal
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa lewat goggle form, kondisi awal literasi numerasi siswa sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Data literasi numerasi siswa sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
NO |
PERTANYAAN |
Jawaban |
|||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
|||||
|
jumlah |
% |
jumlah |
% |
jumlah |
% |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
7 |
2.7 |
50 |
18.9 |
207 |
78.4 |
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
15 |
5.7 |
242 |
91.7 |
8 |
3 |
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
16 |
6.7 |
241 |
91.3 |
8 |
3 |
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
18 |
6.8 |
238 |
89.4 |
10 |
3.8 |
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
240 |
90.9 |
10 |
3.8 |
14 |
5.3 |
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
29 |
11 |
210 |
79.6 |
25 |
9.5 |
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
222 |
84.1 |
11 |
4.2 |
31 |
11.7 |
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
221 |
83.7 |
20 |
7.6 |
87 |
23 |
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
20 |
7.6 |
225 |
85.2 |
19 |
7.2 |
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
29 |
11 |
207 |
78.4 |
28 |
10.6 |
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
28 |
10.6 |
203 |
76.9 |
33 |
12.5 |
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
36 |
13.6 |
199 |
75.4 |
29 |
11 |
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
41 |
15.5 |
201 |
76.1 |
22 |
8.3 |
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
210 |
79.5 |
12 |
4.5 |
42 |
15.9 |
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
51 |
19.3 |
10 |
3.8 |
203 |
76.9 |
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
57 |
21.6 |
198 |
75 |
9 |
3.4 |
Dari tabel diatas terlihat literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang rendah, ini ditunjukkan oleh data Sebagian besar siswa jarang melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 101(76.1%), menyatakan tidak melakukan kegiatan literasi numerasi, hanya 41(15.5%) yang menjawab melakukan literasi numerasi dan 22 (8.3% ) menjawab ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa ragu-ragu menjawab pernah berkunjung ke perpustakaan yaitu sebanyak 207(78.4%), sedangkan yang menjawab sering hanya 7 (2.7%) dan 50/18.9% menyatakan jarang mengunjungi perpustakaan. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menjawab tidak melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu sebanyak 207 (78%), hanya 29 (11%) yang menjawab melakukan kegiatan literasi numerasi dan 18 (10,6%) menjawab ragu-ragu.
Dari hasil wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner, rendahnya minat siswa SMP N 2 Abang melakukan literasi numerasi disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; 1) koleksi buka yang terbatas 241 (91,3%,) 2) perpustakaan tidak memiliki jadwal kunjungan 243 (91.7%), 3) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 203 (76.9%), 4) sekolah tidak membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 210 (79,6%) dan 5 sekolah tidak menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 210 (79,5)%.
Berdasarkan data sekolah dan laporan dari bidang kurikulum selama 3 tahun terakhir jumlah prestasi sebanyak 14 buah dengan rincian tingkat kabupaten 6 buah, dan tingkat kecamatan 8 buah. Dari data prestasi, terlihat secara umum prestasi siswa SMP N 2 Abang tergolong rendah, salah satu penyebabnya disebabkan karena rendahnya literasi dan numerasi siswa.
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa lewat goggle form, literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut
Tabel 3.3. Data literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
NO |
PERTANYAAN |
Jawaban |
|||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
|||||
|
jumlah |
% |
jumlah |
% |
jumlah |
% |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
195 |
80.2 |
29 |
11.9 |
19 |
7.8 |
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
203 |
83.5 |
25 |
10.3 |
15 |
6.2 |
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
143 |
58.8 |
83 |
34.2 |
17 |
7 |
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
213 |
87.7 |
14 |
5.8 |
16 |
6.6 |
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
51 |
21 |
130 |
53.5 |
62 |
25.5 |
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
230 |
94.7 |
6 |
2.5 |
7 |
2.9 |
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
277 |
93.4 |
3 |
1.2 |
13 |
5.3 |
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
209 |
86 |
6 |
2.5 |
28 |
11.5 |
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
203 |
83.5 |
26 |
10.7 |
14 |
5.8 |
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
157 |
64.6 |
58 |
23.9 |
20 |
11.5 |
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
172 |
70.8 |
39 |
16 |
32 |
13.2 |
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
209 |
86 |
12 |
4.9 |
22 |
9.1 |
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
220 |
90.5 |
4 |
1.8 |
19 |
7.8 |
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
220 |
90.5 |
5 |
2.1 |
18 |
7.4 |
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
220 |
90.5 |
2 |
0.8 |
21 |
8.6 |
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
226 |
93 |
5 |
2.1 |
12 |
4.9 |
Dari table diatas terlihat literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang ada peningkatan dan tergolong tinggi, ini ditunjukkan oleh data Sebagian besar siswa melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 220 (90.5%), hanya 4 orang (1.8) tidak melakukan dan 19 orang (15.5%) menyatakan ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa menyatakan mengunjungi perpustakaan 195 orang (80.2%), hanya 29 orang (11.9) tidak dan 19 orang (7.8%) menyatakan ragu-ragu. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menyatakan melaksanakan yaitu 157 orang (64.6%), yang tidak hanya 58 orang (23.9%) dan ragu-ragu 20 orang (11.5%).
Bila dihitung peningkatan literasi numerasi berdasarkarkan 4 indikator yaitu ; 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca, 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting, diperoleh data sebelum dan sesudah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4. Data peningkatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
No |
PERTANYAAN |
Jawaban |
Jawaban |
Jawaban |
||||||
|
Ya awal |
Ya akhir |
slsh % |
tdk awal |
tdk akhir |
slsh % |
Ragu awal |
Ragu akhir |
slsh % |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
7 |
195 |
2685.71 |
50 |
29 |
-42.00 |
207 |
19 |
-90.82 |
|
2. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
29 |
157 |
441.38 |
207 |
58 |
-71.98 |
28 |
20 |
-28.57 |
|
3. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
41 |
220 |
436.59 |
201 |
4 |
-98.01 |
22 |
19 |
-13.64 |
|
4. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
57 |
226 |
296.49 |
198 |
5 |
-97.47 |
9 |
12 |
33.33 |
Bila tabel di atas, dibuat dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut.
Grafik 2. peningkatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
Dari grafik di atas, jelas kelihatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris jauh lebih tinggi di bandingkan sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh peningkatan keempat indikator yang dipergunakan untuk mengukur literasi numerasi siswa diperoleh data sebagai berikut; 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca awalnya yang jawab ya 7 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 195 orang meningkat 2685,71% , 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi awalnya yang jawab ya 29 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 157 orang meningkat 441,38%, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi awalnya yang jawab ya 41 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 220 orang meningkat 436,59% dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting awalnya yang jawab ya 57 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 226 orang meningkat 296,49%.
Berdasarkan prosentase peningkatan di atas, keempat indikator yang ditetapkan, semuanya naik lebih dari 80%, sehingga tindakan dianggap berhasil.
Dari hasil wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner, peningkatan literasi numerasi siswa disebabkan karena 1) sudah ada penambahan koleksi buku diperpustakaan 213 (87,7%,), 2) perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan 203 (87.7%), 3) adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 172 (70,8%), 4) sekolah membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 230 (94.7%) dan 5 sekolah sudah menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 230 (94.7)%.
Bila dibandingkan jumlah prestasi yang diperoleh literasi sebelum dan setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris , dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5. Data perbandingan jumlah prestasi yang diperoleh literasi sebelum dan setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
Jumlah prestasi |
Sebelum |
Sesudah |
||||
|
Tingkat |
Tingkat |
|||||
|
Kec |
Kab |
provinsi |
Kec |
Kab |
provinsi |
|
|
8 |
6 |
13 |
21 |
72 |
||
|
Total |
14 |
106 |
||||
|
Prosentase peningkatan |
657.14 |
|||||
Dari tabel di atas, terlihat kenaikan prosentase prestasi siswa SMP N 2 Abang penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris sebesar 657.14% jauh di aatas 80%, sehingga tindakan dianggap berhasil.
Memperhatikan analisi yang telah dilakukan baik terhadap peningkatan literasi numerasi siswa amaupun prestasi siswa maka dapat dikatakan meningkatkan Tri’S dapat dilakukan dengan penerapan Meja Kapas berbasis manajmene Keris.
Berdasarkan diskripsi yang telah dilaksanakan, meningkatkan Tri’S dapat dilakukan dengan penerapan Meja Kapas berbasis manajmene Keris dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.4. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris adalah sebagai berikut :
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : Meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang dapat dilakukan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris
Hal ini terbukti dari adanya peningkatan literasi numerasi siswa sebagai berikut : 1) sebagian besar siswa melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 220 (90.5%), hanya 4 orang (1.8) tidak melakukan dan 19 orang (15.5%) menyatakan ragu-ragu, 2) dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa menyatakan mengunjungi perpustakaan 195 orang (80.2%), hanya 29 orang (11.9) tidak dan 19 orang (7.8%) menyatakan ragu-ragu, 3) kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menyatakan melaksanakan yaitu 157 orang (64.6%), yang tidak hanya 58 orang (23.9%) dan ragu-ragu 20 orang (11.5%).
.
Berdasarkan kesimpulan yang diambil dapat disarankan sebagai berikut :
Daftar Pustaka
Direktorat Jendera lPAUD, Dikdasdan Dikmen, 2011. Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah. Jakarta, Balai Pustaka
Dyah Worowirastri Ekowati dan Beti Istanti Suwandaya, 2014 Literasi Numerasi untuk Sekolah Dasar, Bandung UMM PRESS
Nurhayati, 2010. Dasar-dasar statistic, Jakarta Balai Pustaka
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan literasi numerasi sangat penting dilakaukan oleh siswa, karena lewat kegiatan literasi numerasi siswa akan memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan menerjemahkan informasi yang terdapat di lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan, berbagai pihak selalu berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kegiatan literasi numerasi siswa diberbagai jenjang pendidikan.
Disisi lain, berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan dalam bentuk Goggle form, terhadap siswa SMP N 2 Abang, Sebagian besar siswa jarang melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 101/76.1%, menyatakan tidak melakukan kegiatan literasi numerasi, hanya 41/15.5% yang menjawab melakukan literasi numerasi dan 22/8.3% menjawab ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa ragu-ragu menjawab pernah berkunjung ke perpustakaan yaitu sebanyak 207/78.4%, sedangkan yang menjawab sering hanya 7/2.7% dan 50/18.9% menyatakan jarang mengunjungi perpustakaan. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menjawab tidak melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu sebanyak 207/78%, hanya 29/11% yang menjawab melakukan kegiatan literasi numerasi dan 18/10,6% menjawab ragu-ragu. Dari data ini, terlihat bahwa kegiatan literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang tergolong rendah.
Berdasarkan wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner yang disebarkan lewat goggle form, rendahnya minat siswa SMP N 2 Abang melakukan literasi numerasi disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; 1) koleksi buka yang terbatas 241/91,3%, 2) perpustakaan tidak memiliki jadwal kunjungan 243/91.7%, 3) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 203/76.9%, 4) sekolah tidak membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 210/79,6% dan 5 sekolah tidak menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 210/79,5%.
Rendahnya literasi numerasi siswa, secara langsung berdampak pada rendahnya prestasi siswa. Berdasarkan data sekolah dan laporan wakasek kurikulum, jumlah prestasi 3 tahun terakhir sebanyak 14 buah dengan rincian tingkat kabupaten 6 buah , dan tingkat kecamatan 8 buah.
Memperhatikan rendahnya kegiatan literasi numerasi dan prestasi siswa serta faktor penyebabnya, maka selaku kepala satuan pendidikan di SMP N 2 Abang, perlu melakukan program yang didukung oleh menejemen yang baik. Hal inilah yang menyebabkan penulis mengangkat judul “Meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris”
Berdasarkan latar belakang masalah, tantangan yang ada yang dapat menghambat kegiatan literasi numerasi siswa adalah sebagai berikut :
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah, maka rumusan masalah best practice ini adalah “ Apakah Tri’Si siswa SMP N 2 Abang dapat ditingkatkan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris ?
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan best practice ini adalah untuk meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris.
Manfaat yang diharapkan dari best practice ini adalah sebagai berikut.
Best Practice ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam memperkaya khazanah mengenai berbagai usaha kepala satuan Pendidikan dalam upaya meningkatkan literasi numerasi bagi siswa.
Hasil best practice ini diharapkan dapat bermanfaat:
1) Sekolah akan memiliki cara dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa
2) Sekolah akan memiliki salah satu acuan dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa
1) Guru akan memiliki pengalaman dalam upaya meningkatkan literasi numerasi siswa.
2) Guru akan memiliki acuan dalam rangka meningkatkan literasi numerasi siswa.
BAB II
AKSI
2.1 Langkah Dalam Mengatasi Tantangan
Tri’Si yang dimaksud dalam penilitian ini adalah Tri artinya tiga, sehingga Tri’si berarti tiga si. Tiga si terdiri dari si pertama literasi, si kedua numerasi dan si ketiga prestasi. Dengan demikian meningkatkan Tri’Si berarti meningkatkan literasi, numerasi dan prestasi siswa SMP N 2 Abang melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris.
Penerapan Meja Kapas diambil mengingat tantangan yang dihadapii berupa ; 1) rendahnya literasi nuemrasi siswa, 2) terbatasnya jumlah buku bacaan yang ada, yang membuat siswa kurang tertarik untuk mengadakan kegiatan literasi numerasi, 3) perpustakaan belum memiliki jadwal kunjungan bagi siswa, 4) kegiatan literasi numerasi tidak terjadwalkan khusus. 5) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi, 6) tidak adanya jadwal untuk siswa dalam mengembangkan diri termasuk literasi numerasi. Dan 7) rendahnya prestasi siswa.
Meja Kapas yang dimaksud dalam best practice ini adalah singkatan dari Me= menambah koleksi buku, ja = jadwal kunjungan perpustakaan bagi siswa, Ka = Kamis literasi (adanya jadwal khusus untuk literasi pada jam pertama), Pa = Pagi hari 15 menit sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi. S = Sabtu kreativitas untuk mengekpresikan literasi numerasi siswa.
Menambah koleksi buku dilakukan dengan menganggarkan dalam RAKS untuk mengadakan buku-buku yang akan dibaca oleh siswa, sehingga siswa memiliki banyak pilihan dalam melakukan kegiatan literasi numerasi. Untuk tahun anggaran 2023 total anggaran dana untuk pengadaan buku sebesar Rp. 55.000.000. Selain dari anggaran BOS, penambahan koleksi buku juga diambil dari dana hasil penjualan sampah plastik dan kertas-kertas, sebesar Rp. 1. 500.000 serta dana dari prosentase keuntungan koperasi osis sebesar Rp. 2. 500.000.
Jadwal kunjungan perpustakaan perpustakaan dimaksudkan agar , setiap kelas dan guru mata pelajaran memiliki peluang untuk mengajak siswa belajar diperpustakaan, sesuai dengan materi pelajaran yang dibahas. Hal ini akan berdampak pada berfungsinya perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan membiasakan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan untuk kegiatan literasi numerasi. (Jadwal kunjungan perpustakaan terlampir)
Kamis literasi, dilakukan jadwal khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa pada jam pertama. Kegiatan ini dilakukan dengan pendampingan oleh wali kelas masing. Selama satu jam siswa melakukan kegiatan literasi numerasi dan hasilnya dikumpulkan dalam bentuk ringkasan atau kreativitas lainnya yang akan dipentaskan saat hari sabtu kreativitas. (Jadwal terlampir)
Pagi hari selama 15 menit, sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi, hal ini dilakukan oleh siswa setelah melaksanakan pembersihan, mereka duduk didepan kelas untuk melakukan kegiatan literasi numerasi diawasi oleh guru piket bersama dengan wali kelas , hasil literasi numerasi dalam bentuk ringkasan atau kreativitas lainnya yang akan dipentaskan saat hari sabtu krewativitas .
Sabtu kreativitas bertujuan untuk mengekpresikan literasi numerasi siswa pada jam kedua. Pada Sabtu kreativitas, setiap kelas digilir untuk menampilkan kreativitas hasil literasi numerasi . Untuk hasil literasi numerasi umumnya siswa menampilkan stori telling, speak contes, mepidarta, bercerita, mesatua, dan berpuisi. Dari kebiasan ini berbagai prestasi siswa sebagai hasil literasi numerasi mampu diperoleh siswa (data prestasi terlampir)
Dengan penerapan Meja Kapas, diharapkan kegiatan literasi numerasi siswa menjadi meningkat.
Menejemen Keris dilakukan untuk memastikan penerapan Meja Kapas berjalan dengan baik. Karena sebaik apapun program yang ada, perlu didukung oleh menejemen yang baik pula.
Manajemen Keris yang dimaksud dalam best practice ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Keris merupakan singkatan dari Ke = Kesepakatan, R = Reliasasi. I = Integritas, S = supervise.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam manajemen Keris adalah sebagai berikut :
Kesepakatan antar warga sekolah sangat perlu dilakukan agar program Meja Kapas yang akan dilaksanakan merupakan hal yang menjadi program bersama, yang didasari oleh kesepakatan bersama untuk dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Beberapa kesepakatan yang dibuat yaitu :
Dengan adanya kesepakatan semua waraga sekolah untuk melaksanakan program Meja Kapas tentu diharapakan dapat mencapai tujuan bersama berupa peningkatan literasi numerasi dan prestasi siswa.
Sebagai tindak lanjut dari semua kesepakatan dengan berbagai pihak, selanjutnya direalisasikan dalam kegiatan interaksi disekolah. Realisasi yang dimaksud yaitu semua warga sekolah menjalankan program Meja Kapas sesuai tupoksi masing-masing, yaitu Me= menambah koleksi buku, ja = jadwal kunjungan perpustakaan bagi siswa, Ka = Kamis literasi numerasi (jadwal khusus untuk literasi pada jam 1, Pa = Pagi hari 15 menit sebelum bel berbunyi dilakukan kegiatan literasi numerasi. S = Sabtu kreativitas untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi siswa.
Sebagai dasar untuk merealisasikan kesepakatan yang telah disetujui, setiap pihak yang membuat kesepakatan wajib melakukan dengan integritas yang tinggi, atas komitmen yang dibuat. Dalam penerapan integritas, semua pihak konsisten berpedoman pada kesepakatan yang telah disetujui.
Supervisi dilakukan oleh semua pihak yang terlibat. Supervisi diarakan pada keefektipan program Meja Kapas dalam upaya meningkatkan literasi numerasi dan prestasi siswa. bila ada kendala maka akan dievaluasi untuk langkah selanjutnya
Bila program Meja Kapas berbasis manajemen Keris dibuat dalam bentuk gambar akan terlihat sebagai berikut.
|
Meja Kapasi |
.Gambar 1 Program Meja Kapas berbasis manajemen Keris
BAB III
METODE, HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Best practices ini dilaksanakan di SMP N 2 Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Waktu pelaksanan Best practices dilaksanakan mulai bulan Juli 2022 sampai dengan Mei 2023
3.1.2. Subjek dan Objek
Subjek dari best practices ini adalah siswa SMP N 2 Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
Sedangkan objeknya adalah meningkatnya literasi numerasi dan prestasi siswa,
Instrumen yang digunakan dalam best practices ini berupa angket dan dokuemen sekolah
Data angket yang diperoleh dikumpulkan dalam tabel pengumpul data sebagai berikut.
Tabel 3.1. Tabel pengumpul data
|
NO |
PERTANYAAN |
Sebelum |
Sesudah |
||||||||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
Ya |
tidak |
Ragu |
||||||||
|
% |
% |
% |
% |
% |
% |
||||||||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
||||||||||||
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
||||||||||||
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
||||||||||||
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
||||||||||||
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
||||||||||||
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
||||||||||||
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
||||||||||||
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
||||||||||||
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
||||||||||||
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
||||||||||||
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
||||||||||||
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
||||||||||||
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
||||||||||||
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
||||||||||||
Analisa data dilakukan secara diskriptif dan menggunakan hitungan sederhana berupa prosentase. Data yang dianalisis dalam best practice ini berupa literasi numerasi siswa dan peningkatan prestasi siswa.
3.1.5. Indikator Keberhasilan
Best Practice ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan literasi numerasi dan prestasi siswa, dilihat dari 4 indikator pada kuisioner yaitu 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca, 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting . Bila setelah dibandingkan keempat indikator tersebut, diperoleh data sebelum dengan sesudah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris ada peningkatan sama atau lebih besar dari 80% maka tindakan diangap berhasil.
3.2. Hasil Dan Pembahasan Masalah
3.2.1. Deskripsi Kondisi Awal
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa lewat goggle form, kondisi awal literasi numerasi siswa sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Data literasi numerasi siswa sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
NO |
PERTANYAAN |
Jawaban |
|||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
|||||
|
jumlah |
% |
jumlah |
% |
jumlah |
% |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
7 |
2.7 |
50 |
18.9 |
207 |
78.4 |
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
15 |
5.7 |
242 |
91.7 |
8 |
3 |
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
16 |
6.7 |
241 |
91.3 |
8 |
3 |
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
18 |
6.8 |
238 |
89.4 |
10 |
3.8 |
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
240 |
90.9 |
10 |
3.8 |
14 |
5.3 |
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
29 |
11 |
210 |
79.6 |
25 |
9.5 |
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
222 |
84.1 |
11 |
4.2 |
31 |
11.7 |
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
221 |
83.7 |
20 |
7.6 |
87 |
23 |
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
20 |
7.6 |
225 |
85.2 |
19 |
7.2 |
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
29 |
11 |
207 |
78.4 |
28 |
10.6 |
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
28 |
10.6 |
203 |
76.9 |
33 |
12.5 |
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
36 |
13.6 |
199 |
75.4 |
29 |
11 |
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
41 |
15.5 |
201 |
76.1 |
22 |
8.3 |
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
210 |
79.5 |
12 |
4.5 |
42 |
15.9 |
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
51 |
19.3 |
10 |
3.8 |
203 |
76.9 |
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
57 |
21.6 |
198 |
75 |
9 |
3.4 |
Dari tabel diatas terlihat literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang rendah, ini ditunjukkan oleh data Sebagian besar siswa jarang melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 101(76.1%), menyatakan tidak melakukan kegiatan literasi numerasi, hanya 41(15.5%) yang menjawab melakukan literasi numerasi dan 22 (8.3% ) menjawab ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa ragu-ragu menjawab pernah berkunjung ke perpustakaan yaitu sebanyak 207(78.4%), sedangkan yang menjawab sering hanya 7 (2.7%) dan 50/18.9% menyatakan jarang mengunjungi perpustakaan. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menjawab tidak melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu sebanyak 207 (78%), hanya 29 (11%) yang menjawab melakukan kegiatan literasi numerasi dan 18 (10,6%) menjawab ragu-ragu.
Dari hasil wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner, rendahnya minat siswa SMP N 2 Abang melakukan literasi numerasi disebabkan oleh beberapa hal yaitu ; 1) koleksi buka yang terbatas 241 (91,3%,) 2) perpustakaan tidak memiliki jadwal kunjungan 243 (91.7%), 3) tidak adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 203 (76.9%), 4) sekolah tidak membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 210 (79,6%) dan 5 sekolah tidak menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 210 (79,5)%.
Berdasarkan data sekolah dan laporan dari bidang kurikulum selama 3 tahun terakhir jumlah prestasi sebanyak 14 buah dengan rincian tingkat kabupaten 6 buah, dan tingkat kecamatan 8 buah. Dari data prestasi, terlihat secara umum prestasi siswa SMP N 2 Abang tergolong rendah, salah satu penyebabnya disebabkan karena rendahnya literasi dan numerasi siswa.
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa lewat goggle form, literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut
Tabel 3.3. Data literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
NO |
PERTANYAAN |
Jawaban |
|||||
|
Ya |
Tidak |
Ragu |
|||||
|
jumlah |
% |
jumlah |
% |
jumlah |
% |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
195 |
80.2 |
29 |
11.9 |
19 |
7.8 |
|
2. |
Apakah menurut anda perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan untuk siswa ? |
203 |
83.5 |
25 |
10.3 |
15 |
6.2 |
|
3. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan sudah cukup ? |
143 |
58.8 |
83 |
34.2 |
17 |
7 |
|
4. |
Apakah menurut anda, sekolah sudah menambah buku-buku bacaan diperpustakaan ? |
213 |
87.7 |
14 |
5.8 |
16 |
6.6 |
|
5. |
Apakah menurut anda buku-buku bacaan diperpustakaan perlu ditambah jumlahnya? |
51 |
21 |
130 |
53.5 |
62 |
25.5 |
|
6. |
Apakah menurut anda, sekolah telah memiliki program khusus untuk literasi numerasi siswa? |
230 |
94.7 |
6 |
2.5 |
7 |
2.9 |
|
7. |
Apakah menurut anda, sekolah perlu memiliki program khusus untuk kegiatan literasi numerasi bagi siswa? |
277 |
93.4 |
3 |
1.2 |
13 |
5.3 |
|
8. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi bagi siswa, perlu dijadwalkan ? |
209 |
86 |
6 |
2.5 |
28 |
11.5 |
|
9. |
Apakah selama ini, ada program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
203 |
83.5 |
26 |
10.7 |
14 |
5.8 |
|
10. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
157 |
64.6 |
58 |
23.9 |
20 |
11.5 |
|
11. |
Apakah selama ini, ada pendampingan dari bapak ibu guru tentang program sekolah untuk siswa agar melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
172 |
70.8 |
39 |
16 |
32 |
13.2 |
|
12. |
Apakah menurut anda, sudah ada keterlibatan bapak ibu guru dalam kegiatan literasi numerasi ? |
209 |
86 |
12 |
4.9 |
22 |
9.1 |
|
13. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
220 |
90.5 |
4 |
1.8 |
19 |
7.8 |
|
14. |
Apakah sekolah perlu menjadwalkan kegiatan untuk mengekpresikan potensi siswa termasuk hasil literasi numerasi? |
220 |
90.5 |
5 |
2.1 |
18 |
7.4 |
|
15. |
Apakah menurut anda, kegiatan literasi numerasi berhubungan dengan prestasi sekolah? |
220 |
90.5 |
2 |
0.8 |
21 |
8.6 |
|
16. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
226 |
93 |
5 |
2.1 |
12 |
4.9 |
Dari table diatas terlihat literasi numerasi siswa SMP N 2 Abang ada peningkatan dan tergolong tinggi, ini ditunjukkan oleh data Sebagian besar siswa melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 220 (90.5%), hanya 4 orang (1.8) tidak melakukan dan 19 orang (15.5%) menyatakan ragu-ragu. Dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa menyatakan mengunjungi perpustakaan 195 orang (80.2%), hanya 29 orang (11.9) tidak dan 19 orang (7.8%) menyatakan ragu-ragu. Untuk kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menyatakan melaksanakan yaitu 157 orang (64.6%), yang tidak hanya 58 orang (23.9%) dan ragu-ragu 20 orang (11.5%).
Bila dihitung peningkatan literasi numerasi berdasarkarkan 4 indikator yaitu ; 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca, 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting, diperoleh data sebelum dan sesudah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4. Data peningkatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
No |
PERTANYAAN |
Jawaban |
Jawaban |
Jawaban |
||||||
|
Ya awal |
Ya akhir |
slsh % |
tdk awal |
tdk akhir |
slsh % |
Ragu awal |
Ragu akhir |
slsh % |
||
|
1. |
Apakah selama ini, anda pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca ? |
7 |
195 |
2685.71 |
50 |
29 |
-42.00 |
207 |
19 |
-90.82 |
|
2. |
Apakah selama ini, anda melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi? |
29 |
157 |
441.38 |
207 |
58 |
-71.98 |
28 |
20 |
-28.57 |
|
3. |
Apakah selama ini, anda melakukan literasi numerasi |
41 |
220 |
436.59 |
201 |
4 |
-98.01 |
22 |
19 |
-13.64 |
|
4. |
Apakah menurut anda literasi numerasi itu penting bagi siswa? |
57 |
226 |
296.49 |
198 |
5 |
-97.47 |
9 |
12 |
33.33 |
Bila tabel di atas, dibuat dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut.
Grafik 2. peningkatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
Dari grafik di atas, jelas kelihatan literasi numerasi siswa setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris jauh lebih tinggi di bandingkan sebelum penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh peningkatan keempat indikator yang dipergunakan untuk mengukur literasi numerasi siswa diperoleh data sebagai berikut; 1) siswa yang pernah berkunjung keperpustakaan untuk membaca-baca awalnya yang jawab ya 7 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 195 orang meningkat 2685,71% , 2) siswa yang melakukan kegiatan membaca selama 15 menit sebelum bel berbaris berbunyi awalnya yang jawab ya 29 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 157 orang meningkat 441,38%, 3) siswa yang melakukan literasi numerasi awalnya yang jawab ya 41 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 220 orang meningkat 436,59% dan 4) siswa menyatakan literasi numerasi itu penting awalnya yang jawab ya 57 orang, setelah penerapan Meja Kapas berbasis manajmemen Keris menjadi 226 orang meningkat 296,49%.
Berdasarkan prosentase peningkatan di atas, keempat indikator yang ditetapkan, semuanya naik lebih dari 80%, sehingga tindakan dianggap berhasil.
Dari hasil wawancara dengan pengurus osis dan hasil kuisioner, peningkatan literasi numerasi siswa disebabkan karena 1) sudah ada penambahan koleksi buku diperpustakaan 213 (87,7%,), 2) perpustakaan sudah memiliki jadwal kunjungan 203 (87.7%), 3) adanya pendampingan dari bapak ibu wali untuk kegiatan literasi numerasi 172 (70,8%), 4) sekolah membuat jadwal untuk kegiatan literasi numerasi 230 (94.7%) dan 5 sekolah sudah menjadwalkan siswa untuk mengekpresikan hasil literasi numerasi 230 (94.7)%.
Bila dibandingkan jumlah prestasi yang diperoleh literasi sebelum dan setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris , dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5. Data perbandingan jumlah prestasi yang diperoleh literasi sebelum dan setelah penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris
|
Jumlah prestasi |
Sebelum |
Sesudah |
||||
|
Tingkat |
Tingkat |
|||||
|
Kec |
Kab |
provinsi |
Kec |
Kab |
provinsi |
|
|
8 |
6 |
13 |
21 |
72 |
||
|
Total |
14 |
106 |
||||
|
Prosentase peningkatan |
657.14 |
|||||
Dari tabel di atas, terlihat kenaikan prosentase prestasi siswa SMP N 2 Abang penerapan Meja Kapas berbasis menejemen Keris sebesar 657.14% jauh di aatas 80%, sehingga tindakan dianggap berhasil.
Memperhatikan analisi yang telah dilakukan baik terhadap peningkatan literasi numerasi siswa amaupun prestasi siswa maka dapat dikatakan meningkatkan Tri’S dapat dilakukan dengan penerapan Meja Kapas berbasis manajmene Keris.
Berdasarkan diskripsi yang telah dilaksanakan, meningkatkan Tri’S dapat dilakukan dengan penerapan Meja Kapas berbasis manajmene Keris dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.4. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris adalah sebagai berikut :
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : Meningkatkan Tri’Si siswa SMP N 2 Abang dapat dilakukan melalui penerapan Meja Kapas berbasis manajemen Keris
Hal ini terbukti dari adanya peningkatan literasi numerasi siswa sebagai berikut : 1) sebagian besar siswa melakukan kegiatan literasi numerasi yaitu 220 (90.5%), hanya 4 orang (1.8) tidak melakukan dan 19 orang (15.5%) menyatakan ragu-ragu, 2) dilihat dari kunjungan keperpustakaan Sebagian besar siswa menyatakan mengunjungi perpustakaan 195 orang (80.2%), hanya 29 orang (11.9) tidak dan 19 orang (7.8%) menyatakan ragu-ragu, 3) kegiatan pelaksanaan literasi numerasi selama 15 menit di pagi hari, sebelum bel berbaris berbunyi, sebagian besar siswa menyatakan melaksanakan yaitu 157 orang (64.6%), yang tidak hanya 58 orang (23.9%) dan ragu-ragu 20 orang (11.5%).
.
Berdasarkan kesimpulan yang diambil dapat disarankan sebagai berikut :
Daftar Pustaka
Direktorat Jendera lPAUD, Dikdasdan Dikmen, 2011. Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah. Jakarta, Balai Pustaka
Dyah Worowirastri Ekowati dan Beti Istanti Suwandaya, 2014 Literasi Numerasi untuk Sekolah Dasar, Bandung UMM PRESS
Nurhayati, 2010. Dasar-dasar statistic, Jakarta Balai Pustaka
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.