Berdampak baik pada prestasi pengetahuan maupun keterampilan
Berdampak baik pada prestasi pengetahuan maupun keterampilan
Menggunakan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan KSE (Keterampilan Sosial Emosional) yang Berdampak Pada Prestasi Pengetahuan Maupun Keterampilan
Oleh : Jum Safitri
Setelah selesai mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak. Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Khusunya ilmu-ilmu baru dalam mendidik murid-murid generasi Pancasila. Salah satu yang menarik bagi saya adalah materi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang membuat saya penasaran sehingga ingin mencoba mempraktekannya di kelas saya. Kebetulan di kelas saya megajar,banyak sekali muri-murid yang beragam. Ada yang mudah paham,bahakan ada yang sangat sulit sekali fokus dalam belajar,masih ada yang malas-malasan belajar. Banyak yang tidak percaya diri untuk maju,bicara ke depan kelas. Saya ingin sekali murid-murid saya lebih berprestasi dan merasa senang,bahagia saat belajar. Namun kenyataannya tidak demikian masih banyak murid yang untuk maju ke depan saja malu,apalagi berprestasi.
Dari permasalahan inilah timbul niat dan motivasi saya untuk menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi dengan keterampilan sosial emosional. Sya berharap dengan mempraktekkan model pembelajaran ini anak-anak bisa lebih fokus,senang dan lebih berprestasi. Saya melihat banyak sekali anak-anak yang mempunyai kekuatan,potensi pada diri mereka namun mereka belum menyadarinya. Hal ini perlu ditanamkan ke hati mereka yang tentunya dengan menggunakan keterampilan sosial emosional.
Namun tidak mudah dalam menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE ini. Karena bagi saya merupakan hal yang baru sja saya pelajari. Disamping itu harus memiliki persiapan yang matang untuk menerapkan model pembelajaran ini.
Model pembelajaran berdiferensi ini adalah pembelajaran yang dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa. Hal pertama yang saya lakukan adalah:
Ketika saya memulai asesmen diagnostik melalui wawancara, saya membagi murid-murid saya dengan 5 kelompok,tiap kelompok berisi 6 orang,karena jumlah totalnya 30 orang. Materi atau topik yang dipelajari adalah mata pelajaran Pancasila,materi pokoknya “Gotong Royong. Dibagian awal saya sudah mengimplementasikan keterampilan sosial emosional pada murid-murid. Di bagian inti maupun akhir tetap ada KSE yang dimunculkan. Pada bagian bagian inti murid-murid yang sudah berkelompok saya berikan materi yang telah ditentukan. Selanjutnya murid-murid mengerjakannya sesuai dengan media dan metode pembelajaran yang mereka pilih. KSE pada saat pembelajaran yang saya fokuskan:
Di awal kegiatan KSE yang saya terapkan dengan cara membangun kedekatan antara guru,murid dan antara murid dengan murid. Hal yang saya lakukan sat pendahuluan mengkondisikan siswa dengan membangun kedekatan dengan siswa dengan memberi pertanyaan kepada mereak “Kalian sudah sarapan belum?’,lalu memberikan pertanyaan lanjutan yang membangun motivasi dan interaksi sosial mereka. Saya meminta satu ornag siswa yang mau menceritakan tentang pengalamannya dari mulai bangun tidur sampai ke sekolah,dan teman-temannya bisa mengomentari setelah Ia selesai bercerita.
Di kegiatan inti murid-murid diberikan materi yang sudah ditentukan di awal dengan media dan model pembelajaran yang sudah dipilih oleh murid-murid. Di sesi ini saya memberikan keterampilan sosial emosional dengan memfasilitasi mereka dalam diskusi kelompok,memberikan pendapat dengan teman saat diskusi. Di saat murid selesai mengerjakan tugas dan berdiskusi,saya memantau,mengevauasi kelemahan dan kekuatan murid. Bila ada 1 murid yang belu selesai sedangkan teman-temannya sudah selesai semua,maka murid yang mengalami kesulitan tersebut saya meminta teman-temannya yang mampu untuk membimbingnya sebagai tutor sebaya,hal ini dapat melatih keterampilan sosial mereka dengan teman sebaya.
Alhamdulillah murid-murid sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Disamping itu juga murid-murid dapat saling berbagi ilmu pengetahuan dengan teman sebayanya. Pada bagian inti ini saya sebagai guru harus terus membersamai mereka sampai kegiatan pembelajaran selesai. Setelah murid selesai saatnya melakukan refleksi. Murid-murid merfleksikan kegiatan belajar pada hari itu dengan mempresentasikan hasil pekerjaannya yang berupa produk.
Pada bagian tahap 3 saya dan murid sama-sama menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran model berdiferensiasi ini,tanya jawab,umpan balik diakhir pembelajran. Di sesi ini keterampilan sosial emosional juga dapat diterapkan dengan cara menggali kesadran diri mereka akan tujuan dan harapan yang ingin mereka capai. Contoh kalimat yang dapat memunculkan kesadaran diri,menggali potensi dan mengeksplor murid-murid antara lain:
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang bisa kita ajukan sebagi guru. Hasil dari model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE ini hasilnya sangat bermanfaat bagi murid-murid saya,mereka lebih aktif,semangat belajar dan percaya dirinya lebih meningkat. Mereka berani tampil ke depan,mengutarakan pendapatnya. Sikap malas mereka berangsur menjadi lebih bertanggung jawab,rajin. Murid saya yang mengikuti olahraga beladiri taekwondo yang sudah saya jelaskan sebelumnya,singkat cerita, Alhamdulillah dapat juara 1 taekwondo tingkat nasional untuk pemula. Ternyata dengan model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE diterapkan di kelas bisa berdampak pada prestasi baik dalam pengetahuan maupun keterampilan murid.
Berdampak baik pada prestasi pengetahuan maupun keterampilan
Menggunakan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan KSE (Keterampilan Sosial Emosional) yang Berdampak Pada Prestasi Pengetahuan Maupun Keterampilan
Oleh : Jum Safitri
Setelah selesai mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak. Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Khusunya ilmu-ilmu baru dalam mendidik murid-murid generasi Pancasila. Salah satu yang menarik bagi saya adalah materi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang membuat saya penasaran sehingga ingin mencoba mempraktekannya di kelas saya. Kebetulan di kelas saya megajar,banyak sekali muri-murid yang beragam. Ada yang mudah paham,bahakan ada yang sangat sulit sekali fokus dalam belajar,masih ada yang malas-malasan belajar. Banyak yang tidak percaya diri untuk maju,bicara ke depan kelas. Saya ingin sekali murid-murid saya lebih berprestasi dan merasa senang,bahagia saat belajar. Namun kenyataannya tidak demikian masih banyak murid yang untuk maju ke depan saja malu,apalagi berprestasi.
Dari permasalahan inilah timbul niat dan motivasi saya untuk menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi dengan keterampilan sosial emosional. Sya berharap dengan mempraktekkan model pembelajaran ini anak-anak bisa lebih fokus,senang dan lebih berprestasi. Saya melihat banyak sekali anak-anak yang mempunyai kekuatan,potensi pada diri mereka namun mereka belum menyadarinya. Hal ini perlu ditanamkan ke hati mereka yang tentunya dengan menggunakan keterampilan sosial emosional.
Namun tidak mudah dalam menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE ini. Karena bagi saya merupakan hal yang baru sja saya pelajari. Disamping itu harus memiliki persiapan yang matang untuk menerapkan model pembelajaran ini.
Model pembelajaran berdiferensi ini adalah pembelajaran yang dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa. Hal pertama yang saya lakukan adalah:
Ketika saya memulai asesmen diagnostik melalui wawancara, saya membagi murid-murid saya dengan 5 kelompok,tiap kelompok berisi 6 orang,karena jumlah totalnya 30 orang. Materi atau topik yang dipelajari adalah mata pelajaran Pancasila,materi pokoknya “Gotong Royong. Dibagian awal saya sudah mengimplementasikan keterampilan sosial emosional pada murid-murid. Di bagian inti maupun akhir tetap ada KSE yang dimunculkan. Pada bagian bagian inti murid-murid yang sudah berkelompok saya berikan materi yang telah ditentukan. Selanjutnya murid-murid mengerjakannya sesuai dengan media dan metode pembelajaran yang mereka pilih. KSE pada saat pembelajaran yang saya fokuskan:
Di awal kegiatan KSE yang saya terapkan dengan cara membangun kedekatan antara guru,murid dan antara murid dengan murid. Hal yang saya lakukan sat pendahuluan mengkondisikan siswa dengan membangun kedekatan dengan siswa dengan memberi pertanyaan kepada mereak “Kalian sudah sarapan belum?’,lalu memberikan pertanyaan lanjutan yang membangun motivasi dan interaksi sosial mereka. Saya meminta satu ornag siswa yang mau menceritakan tentang pengalamannya dari mulai bangun tidur sampai ke sekolah,dan teman-temannya bisa mengomentari setelah Ia selesai bercerita.
Di kegiatan inti murid-murid diberikan materi yang sudah ditentukan di awal dengan media dan model pembelajaran yang sudah dipilih oleh murid-murid. Di sesi ini saya memberikan keterampilan sosial emosional dengan memfasilitasi mereka dalam diskusi kelompok,memberikan pendapat dengan teman saat diskusi. Di saat murid selesai mengerjakan tugas dan berdiskusi,saya memantau,mengevauasi kelemahan dan kekuatan murid. Bila ada 1 murid yang belu selesai sedangkan teman-temannya sudah selesai semua,maka murid yang mengalami kesulitan tersebut saya meminta teman-temannya yang mampu untuk membimbingnya sebagai tutor sebaya,hal ini dapat melatih keterampilan sosial mereka dengan teman sebaya.
Alhamdulillah murid-murid sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Disamping itu juga murid-murid dapat saling berbagi ilmu pengetahuan dengan teman sebayanya. Pada bagian inti ini saya sebagai guru harus terus membersamai mereka sampai kegiatan pembelajaran selesai. Setelah murid selesai saatnya melakukan refleksi. Murid-murid merfleksikan kegiatan belajar pada hari itu dengan mempresentasikan hasil pekerjaannya yang berupa produk.
Pada bagian tahap 3 saya dan murid sama-sama menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran model berdiferensiasi ini,tanya jawab,umpan balik diakhir pembelajran. Di sesi ini keterampilan sosial emosional juga dapat diterapkan dengan cara menggali kesadran diri mereka akan tujuan dan harapan yang ingin mereka capai. Contoh kalimat yang dapat memunculkan kesadaran diri,menggali potensi dan mengeksplor murid-murid antara lain:
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang bisa kita ajukan sebagi guru. Hasil dari model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE ini hasilnya sangat bermanfaat bagi murid-murid saya,mereka lebih aktif,semangat belajar dan percaya dirinya lebih meningkat. Mereka berani tampil ke depan,mengutarakan pendapatnya. Sikap malas mereka berangsur menjadi lebih bertanggung jawab,rajin. Murid saya yang mengikuti olahraga beladiri taekwondo yang sudah saya jelaskan sebelumnya,singkat cerita, Alhamdulillah dapat juara 1 taekwondo tingkat nasional untuk pemula. Ternyata dengan model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE diterapkan di kelas bisa berdampak pada prestasi baik dalam pengetahuan maupun keterampilan murid.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Menggunakan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan KSE (Keterampilan Sosial Emosional) yang Berdampak Pada Prestasi Pengetahuan Maupun Keterampilan
Oleh : Jum Safitri
Setelah selesai mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak. Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Khusunya ilmu-ilmu baru dalam mendidik murid-murid generasi Pancasila. Salah satu yang menarik bagi saya adalah materi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang membuat saya penasaran sehingga ingin mencoba mempraktekannya di kelas saya. Kebetulan di kelas saya megajar,banyak sekali muri-murid yang beragam. Ada yang mudah paham,bahakan ada yang sangat sulit sekali fokus dalam belajar,masih ada yang malas-malasan belajar. Banyak yang tidak percaya diri untuk maju,bicara ke depan kelas. Saya ingin sekali murid-murid saya lebih berprestasi dan merasa senang,bahagia saat belajar. Namun kenyataannya tidak demikian masih banyak murid yang untuk maju ke depan saja malu,apalagi berprestasi.
Dari permasalahan inilah timbul niat dan motivasi saya untuk menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi dengan keterampilan sosial emosional. Sya berharap dengan mempraktekkan model pembelajaran ini anak-anak bisa lebih fokus,senang dan lebih berprestasi. Saya melihat banyak sekali anak-anak yang mempunyai kekuatan,potensi pada diri mereka namun mereka belum menyadarinya. Hal ini perlu ditanamkan ke hati mereka yang tentunya dengan menggunakan keterampilan sosial emosional.
Namun tidak mudah dalam menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE ini. Karena bagi saya merupakan hal yang baru sja saya pelajari. Disamping itu harus memiliki persiapan yang matang untuk menerapkan model pembelajaran ini.
Model pembelajaran berdiferensi ini adalah pembelajaran yang dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa. Hal pertama yang saya lakukan adalah:
Ketika saya memulai asesmen diagnostik melalui wawancara, saya membagi murid-murid saya dengan 5 kelompok,tiap kelompok berisi 6 orang,karena jumlah totalnya 30 orang. Materi atau topik yang dipelajari adalah mata pelajaran Pancasila,materi pokoknya “Gotong Royong. Dibagian awal saya sudah mengimplementasikan keterampilan sosial emosional pada murid-murid. Di bagian inti maupun akhir tetap ada KSE yang dimunculkan. Pada bagian bagian inti murid-murid yang sudah berkelompok saya berikan materi yang telah ditentukan. Selanjutnya murid-murid mengerjakannya sesuai dengan media dan metode pembelajaran yang mereka pilih. KSE pada saat pembelajaran yang saya fokuskan:
Di awal kegiatan KSE yang saya terapkan dengan cara membangun kedekatan antara guru,murid dan antara murid dengan murid. Hal yang saya lakukan sat pendahuluan mengkondisikan siswa dengan membangun kedekatan dengan siswa dengan memberi pertanyaan kepada mereak “Kalian sudah sarapan belum?’,lalu memberikan pertanyaan lanjutan yang membangun motivasi dan interaksi sosial mereka. Saya meminta satu ornag siswa yang mau menceritakan tentang pengalamannya dari mulai bangun tidur sampai ke sekolah,dan teman-temannya bisa mengomentari setelah Ia selesai bercerita.
Di kegiatan inti murid-murid diberikan materi yang sudah ditentukan di awal dengan media dan model pembelajaran yang sudah dipilih oleh murid-murid. Di sesi ini saya memberikan keterampilan sosial emosional dengan memfasilitasi mereka dalam diskusi kelompok,memberikan pendapat dengan teman saat diskusi. Di saat murid selesai mengerjakan tugas dan berdiskusi,saya memantau,mengevauasi kelemahan dan kekuatan murid. Bila ada 1 murid yang belu selesai sedangkan teman-temannya sudah selesai semua,maka murid yang mengalami kesulitan tersebut saya meminta teman-temannya yang mampu untuk membimbingnya sebagai tutor sebaya,hal ini dapat melatih keterampilan sosial mereka dengan teman sebaya.
Alhamdulillah murid-murid sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Disamping itu juga murid-murid dapat saling berbagi ilmu pengetahuan dengan teman sebayanya. Pada bagian inti ini saya sebagai guru harus terus membersamai mereka sampai kegiatan pembelajaran selesai. Setelah murid selesai saatnya melakukan refleksi. Murid-murid merfleksikan kegiatan belajar pada hari itu dengan mempresentasikan hasil pekerjaannya yang berupa produk.
Pada bagian tahap 3 saya dan murid sama-sama menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran model berdiferensiasi ini,tanya jawab,umpan balik diakhir pembelajran. Di sesi ini keterampilan sosial emosional juga dapat diterapkan dengan cara menggali kesadran diri mereka akan tujuan dan harapan yang ingin mereka capai. Contoh kalimat yang dapat memunculkan kesadaran diri,menggali potensi dan mengeksplor murid-murid antara lain:
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang bisa kita ajukan sebagi guru. Hasil dari model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE ini hasilnya sangat bermanfaat bagi murid-murid saya,mereka lebih aktif,semangat belajar dan percaya dirinya lebih meningkat. Mereka berani tampil ke depan,mengutarakan pendapatnya. Sikap malas mereka berangsur menjadi lebih bertanggung jawab,rajin. Murid saya yang mengikuti olahraga beladiri taekwondo yang sudah saya jelaskan sebelumnya,singkat cerita, Alhamdulillah dapat juara 1 taekwondo tingkat nasional untuk pemula. Ternyata dengan model pembelajaran berdiferensiasi dengan KSE diterapkan di kelas bisa berdampak pada prestasi baik dalam pengetahuan maupun keterampilan murid.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.