Kondisi awal dalam dunia pendidikan seringkali mencerminkan paradigma yang kurang memperhatikan identitas dan keunikan masing-masing sekolah. Banyak institusi pendidikan yang terjebak dalam pola kurikulum yang umum dan tidak mencerminkan jati diri sekolah. Dalam konteks ini, kebutuhan akan perubahan menjadi semakin penting. Implementasi Kurikulum Merdeka menuntut setiap sekolah untuk mampu mandiri, memiliki karakteristik yang unik, dan mampu merumuskan kurikulum operasional yang sesuai dengan nilai-nilai serta kebutuhan peserta didik.
Tantangan yang dihadapi oleh sekolah dalam membangun kurikulum operasional yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan peserta didik adalah tidak ringan. Masing-masing sekolah harus mampu melihat dan memahami potensi serta karakteristik individu peserta didik. Perbedaan latar belakang, minat, dan bakat menjadi kompleksitas yang harus dihadapi dengan solusi yang cerdas dan kreatif. Oleh karena itu, para pendidik perlu memperhatikan bahwa setiap satuan pelajaran haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan unik setiap peserta didik.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, para fasilitator memiliki peran sentral dalam mengajak sekolah untuk mengenali diri dari tiap satuan pembelajaran. Fasilitator harus dapat membantu sekolah dalam mengidentifikasi karakteristik masing-masing satuan pembelajaran dan mengaitkannya dengan kebutuhan riil peserta didik. Upaya ini melibatkan pendekatan yang mendalam dan inklusif, sehingga hasilnya menjadi landasan kuat bagi perubahan lebih lanjut. Selain itu, fasilitator juga perlu mendorong sekolah untuk lebih peka terhadap dinamika sosial, budaya, dan lingkungan sekitar yang dapat membentuk identitas sekolah.
Diharapkan bahwa aksi yang dilakukan dalam mengenalkan sekolah pada dirinya sendiri dan mengenali kebutuhan peserta didik akan mampu membawa perubahan yang signifikan dalam pendidikan. Setiap satuan pembelajaran diharapkan dapat menggali potensi diri dan mengintegrasikannya dengan kebutuhan peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakat di sekitar. Hal ini akan menciptakan kurikulum yang tidak hanya relevan secara akademis, tetapi juga responsif terhadap perubahan dan kebutuhan dunia nyata. Dengan demikian, setiap sekolah akan memiliki ciri khas yang membedakannya dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Kemampuan sekolah dalam menggali visi dan misi yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan uniknya menghasilkan transformasi menjadi lembaga pendidikan yang istimewa dan unik. Sekolah ini mampu menciptakan identitas yang membedakannya dari yang lain, menonjolkan keunggulan lokal, dan merespons tuntutan masyarakat sekitar. Proses ini yang diimplemntasikan dalam KOSP memungkinkan sekolah untuk mengarahkan sumber daya dan program pendidikan dengan lebih tepat, menciptakan lingkungan pembelajaran yang relevan, dan menghasilkan lulusan yang berkarakter serta siap menghadapi kompleksitas dunia modern.