Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Mengatasi Perundungan dengan “KOREKSI”

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Awal

Sering sekali kita temukan terjadinya pertengkaran pada peserta didik, yang ujung-ujungnya bermuara pada keributan yang berkelanjutan. Jika hal itu terjadi, guru pasti akan turun tangan dalam mengatasi persoalan yang dihadapi anak-anak. Asalkan mereka mau berhenti bertengkar dan bersalaman, bagi guru sudah cukup, tanpa peduli bagaimana perasaan anak selanjutnya. Bahkan saya mengamati, guru justru sering terkesan memojokkan salah satu anak, yang  menurut pandangan guru anak tersebut anak yang nakal. Saat guru merasa tidak mampu mengatasinya, maka akan diserahkan kepada saya selaku Kepala Sekolah.

Tantangan

                Mengatasi perundungan di sekolah, bukanlah persoalan yang mudah. Banyak tantangan yang mesti dihadapi. Misalnya karakter murid yang beragam. Cara pandang guru yang masih berpedoman dengan pendidikan masa lampau. Juga kemampuan guru dalam ilmu Bimbingan Konseling yang masih kurang.

Aksi

Setiap tantangan dalam yang terjadi di sekolah meski tidak mudah, tapi bukan berarti tidak ada cara lain untuk mengatasinya. Sebuah cara yang mengajak peserta didik untuk memahami kesalahannya, dan bagaimana menyelesaikan masalah tanpa saling menyakiti. Berangkat dari sebuah prinsip, tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya.

Setelah menonton video di PMM saya menemukan cara yang menurut saya pas untuk mengatasi perundungan yang terjadi di sekolah. Dan ini saya terapkan saat menghadapi anak yang mengalami perundungan oleh teman-temannya. Ada 5 langkah yang saya lakukan, untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh peserta didik. Langkah itu saya beri nama “KOREKSI” (Kenali,Organisir, Refleksi, Kordinasi, Restitusi). Pertama saya mengumpulkan anak-anak yang sedang bermasalah. Mereka saya ajak untuk mengenali persoalan yang memicu terjadinya pertengkaran tersebut (Kenali). Masing-masing anak akan menyampaikan apapun unek-unek yang ada pada pikirannya. Kemudian saya menampung semua keluhan mereka (Organisir). Selanjutnya mereka saya bombing melakukan refleksi terhadap perilaku maisng-masing(Refleksi). Berikutnya peserta didik saling berdiskusi terkait terkait masalah yang dihadapi (Kordinasi). Terakhir mereka diberi kesempatan untuk mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi (Restitusi).

Pelajaran

                Setelah membantu peserta didik dengan cara “KOREKSI”, ada rasa lega dengan hasil yang ditunjukkan peserta didik. Mereka berdamai dengan ihklas. Ini bisa diamati dari ekspresi mereka saat keluar ruangan saya. Juga saya amati dari keseharian mereka, tampak anak yang biasanya mereka sisihkan, sudah mulai diajak bermain seperti yang lainnya. Ada satu pelajaran yang bisa saya ambil dari strategi ini. Peserta didik kita meski mereka masih kecil,  mendengarkan pendapatnya adalah suatu hal penting yang mesti dilakukan guru.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.