Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Memecahkan Kecanggungan antara Guru dan Siswa di Awal Kegiatan Pembelajaran dengan Permainan “Fokus, Tulis Jawaban”

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Memecahkan Kecanggungan antara Guru dan Siswa di Awal Kegiatan Pembelajaran

dengan Permainan “Fokus, Tulis Jawaban”.

Oleh: Moch Arfian Chaidir, S.Pd.
SMPN 2 Nganjuk

 

Kesan pertama dalam sebuah pertemuan bagi sebagian orang merupakan hal yang begitu penting. Banyak kata-kata mutiara yang menunjukkan betapa pentingnya kesan pertama ini. Begitu pula pada awal kegiatan belajar mengajar di kelas baru. Siswa akan memperhatikan tingkah laku guru, bahkan akan menilai guru tersebut dari pengamatan mereka di hari pertama kegiatan belajar mengajar. Tidak menutup kemungkinan kesan pertama yang baik dalam pembelajaran akan berdampak positif pada interaksi dan komunikasi di kelas pada pertemuan berikutnya sampai akhir tahun pelajaran.

 

Sebagai guru baru yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda keakraban antara guru dan siswa merupakan hal yang penting agar pembelajaran dan komunikasi di kelas menjadi efektif dan menyenangkan. Akan tetapi, jika siswa merasa canggung untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi di kelas, termasuk dengan gurunya, pembelajaran tidak akan menyenangkan, bahkan akan jauh dari bermakna. Hal itu disebabkan usia SMP terkadang cenderung apatis. Selain itu, dengan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda keakraban tersebut terasa sulit tercapai karena candaan-candaan yang biasa dilontarkan guru pada saat perkenalan tidak familiar untuk siswa. Oleh karena itu, dibutuhkanlah strategi yang dapat memberikan kesan positif sekaligus kegiatan untuk memecah kecanggungan antara guru dengan siswa.

 

Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk memberikan kesan pertama yang positif dan dapat memecah kecanggungan adalah dengan usaha guru menghafal nama siswa melalui permainan yang menyenangkan. Usaha tersebut akan memberikan kesan pada masing-masing siswa bahwa guru memiliki perhatian lebih kepada siswa secara khusus dengan menghafal nama. Permainan tersebut bernama “Fokus, Tulis Jawaban!”. Permainan sederhana ini memerintahkan siswa untuk menuliskan namanya di kertas yang nanti akan dijadikan papan nama yang akan ditempatkan di meja masing-masing untuk membantu guru menghafal nama siswa.

 

Kunci dalam permainan ini adalah memainkan perasaan dan rasa penasaran siswa. Perasaan yang diaksud adalah perasaan ingin diakui terkait kompetensi yang sudah dimiliki. Pada bagian awal siswa ditanyakan tentang sudah berapa lama belajar mata pelajaran tertentu, dalam kasus ini mata pelajaran bahasa Indonesia. Setelah itu ditanyakan tentang apa saja yang sudah dipelajari. Lalu masuk kepada bagian memainkan perasaan dengan memberi pernyataan-pernyataan kunci:

  1. “Hari ini saya akan menguji sejauh mana pemahaman kalian tentang bahasa Indonesia”
  2. “Saya akan memberi sebuah pertanyaan yang bisa menggambarkan kemampuan kalian”
  3. “Dari jawaban kalian nanti saya bisa melihat kemampuan kalian selama ini”
  4. “Jawab dengan cepat dan tidak perlu menyontek temannya”
  5. “Soal akan disampaikan satu kali saja”
  6. “Fokus, langsung tulis jawabannya saja”
  7. “Saya beri waktu hanya 10 detik”

Pernyataan-pernyataan kunci tersebut disampaikan dalam suasana yang hening dan dibuat agar situasi terasa mendebarkan. Guru memainkan ritmenya dengan membacakan secara perlahan-lahan dan membuat rasa penasaran tentang apa pertanyaan yang akan disampaikan. Pernyataan-pernyataan tersebut diulang berkali-kali. Kemungkinan akan terjadi siswa yang akan senyum-senyum sendiri sambil kesal karena tidak sabar untuk segera menjawab. Namun, disinilah kunci permainannya. Siswa yang tadinya apatis menjadi ikut penasaran dan tertarik untuk menanti pertanyaan yang akan disampaikan oleh guru.

Setelah dirasa cukup menarik perhatian siswa, guru dapat menyampaikan pertanyaan yang ditunggu-tunggu oleh siswa pertanyaan tersebut adalah “Siapa nama lengkap kamu?” Pertanyaan ini akan menimbulkan tertawa kecil dan kata “Oalah…” dari siswa sambil menuliskan namanya masing-masing. Setelah itu siswa diminta mengangkat kertasnya untuk dibaca satu per satu oleh gurunya dan dimulailah perkenalan secara individu. Setelah semua dibaca, kertas tersebut dijadikan papan nama meja untuk dipakai selama pembelajaran hingga guru dapat menghafalkan semua nama siswa di kelas tersebut. Untuk menambahkan materi bahasa Indonesia, guru dapat membahas ejaan terkait aturan penulisan huruf kapital dan tanda titik dengan melakukan permainan lanjutan, yaitu “Tepuk Tanda Titik”.

 

Melalui kegiatan tersebut kecanggungan interaksi antara guru dan siswa di awal perkenalan kegiatan pembelajaran dapat dipecahkan dengan permainan-permainan sederhana dan sikap ingin mengenal seluruh siswa yang dilakukan oleh guru.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.