Pendidikan merupakan pondasi utama bagi kemajuan bangsa, dan meminjam istilah Najeela Shibab, bicara pendidikan kita bicara soal masa depan. Namun, dalam era yang terus berubah dengan teknologi yang semakin maju, pendekatan konvensional dalam pembelajaran mulai menunjukkan kelemahannya dan tidak lagi relevan untuk pemenuhan kebutuhan belajar murid. Murid tumbuh dalam budaya digital yang begitu mendalam, di mana akses terhadap informasi dan teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Hal ini menjadi keresahan ketika masih banyak lembaga pendidikan yang menerapkan pembelajaran konvensional yang terbatas pada penggunaan buku teks dan metode ceramah belaka, sementara murid yang tumbuh dalam dunia digital semakin kurang tertarik dengan pembelajaran yang monoton, statis, dan terkesan itu-itu saja. Mereka tidak menemukan asyiknya euforia belajar di kelas seperti ketika mereka bermain games. Hal ini bermuara pada minat belajar yang rendah.
Hal ini menjadi keresahan dan tantangan bagi saya. Kerinduan mengintegrasikan teknologi dan media pembelajaran interaktif ke dalam kurikulum, membawa saya kepada sebuah pertanyaan: bagaimana guru beralih dari metode lama dan memanfaatkan teknologi secara efektif dalam pembelajaran, bahkan menemukan inovasi pembelajaran yang serupa seperti pada fitur-fitur games? Bagaimanapun segala hal harus dimulai dari inovasi, meski sekecil apa pun. Dalam tulisan ini, saya mencoba mengeksplorasi praktik baik penggunaan media pembelajaran interaktif pada pembelajaran IPA dan dampaknya mengusung lanskap pendidikan baru–melahirkan euforia asyiknya belajar dan mempersiapkan murid yang memiliki minat belajar serta mencerminkannya dalam kesehariannya pula.
Saya lalu mengintegrasikan topik Sistem Pencernaan ke dalam Media Pembelajaran Interaktif (MPI) dengan fitur-fitur menarik seperti pada games digital. Media Pembelajaran Interaktif adalah alat yang mampu menyajikan informasi secara lebih menarik, interaktif, dan responsif terhadap kebutuhan belajar murid. Dengan menggabungkan elemen-elemen visual, audio, dan interaktif, media ini memungkinkan murid terlibat aktif dalam proses pembelajaran mereka. Saya membuat fitur seinteraktif mungkin dengan pilihan mulai dari fitur motivasi, pemantik, asesmen awal, video pembelajaran, ice breaking, kuis interaktif dengan tingkatan level. Fitur-fitur ini terhubung ke dalam navigasi yang akan menjadi petunjuk murid ingin masuk ke fitur apa yang ingin ia jelajahi selama belajar.
Mengingat hal ini perlu juga diketahui oleh sesama rekan guru, saya lalu membagikan praktik baik ini pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) pada fitur Bukti Karya berupa inovasi pembelajaran.
Hal yang saya lihat ketika murid saya perkenalkan dengan Media Pembelajaran Interaktif (MPI) ini, mereka sangat tertarik, pengalaman belajar bermakna dan menyenangkan mereka dapatkan di kelas saya, bahkan mereka dengan cepat dapat memahami pembelajaran. Ini hal yang sangat menggembirakan tentunya.
Saya memahami keberhasilan pembelajaran dengan menyajikan kelas yang adaptif dan inovatif sesuai dengan kebutuhan belajar murid sangat bergantung kepada guru. Sudah saatnya guru mengadaptasi penggunaan MPI di tiap-tiap kelas, apa pun mata pelajaran yang ia ampu. Semoga praktik baik ini dapat menjadi inspirasi dalam mengawal proses belajar murid. Panjang umur perjuangan, guru belajar sampai akhir. Terima kasih.