Model pembelajaran Literature Circle melalui membaca cerita berbahasa Inggris menjadi salah satu alternatif literasi dalam pembelajaran yang dapat membangun budaya membaca murid dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Model pembelajaran Literature Circle melalui membaca cerita berbahasa Inggris menjadi salah satu alternatif literasi dalam pembelajaran yang dapat membangun budaya membaca murid dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Awal
Penguasaan bahasa pada pengajaran bahasa Inggris telah dianggap menjadi cara yang efektif untuk mengembangkan aspek kognitif murid. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Inggris harus dibuat relevan dengan situasi saat ini di Indonesia, yang mengarah ke pengembangan tidak hanya dari kemampuan bahasa, tetapi juga ke arah pengembangan berpikir kritis, kesadaran yang lebih tinggi dalam keragaman cara berpikir dan menghargai. (Alwasilah, 1998; Bundhoo, 2000 dikutip dalam Emilia, 2005, hal 2.). Oleh karena itu, tanggung jawab guru Bahasa Inggris di Indonesia untuk membantu murid memeroleh keterampilan berpikir kritis. Salah satu cara untuk mengajarkan berpikir kritis adalah melalui membaca dan menulis.
Sementara apa yang dinyatakan oleh Wallace (2003), bahwa beberapa murid dari negara-negara, seperti Indonesia, Jepang, Cina cenderung kurang bersikap kritis. Para murid dari negara-negara tersebut awalnya enggan dan kurang motivasi untuk menawarkan pendapat (Wallace, 2003, hal. 57). Hal ini terjadi karena murid tidak memiliki kesempatan untuk berbagi ide-ide mereka dan bagaimana mendiskusikannya. Kebanyakan dari mereka memiliki kurangnya kepercayaan untuk menyampaikan ide atau pendapat.
Tantangan
Meskipun pengajaran membaca sebelumnya telah dilakukan namun hanya sedikit yang mengkaji model pembelajaran membaca di Indonesia (dikutip Emilia, 2005; Chandra, 2007; dan Kameo, 2007), terutama membaca cerita berbahasa Inggris. Berdasarkan pengamatan diagnostik penulis di lapangan, murid dapat menceritakan kembali cerita-cerita berbahasa Inggris tetapi mereka tidak dapat memahami isi bacaan dengan baik. Jika guru menanyakan beberapa pertanyaan mereka tidak bisa menjelaskan dengan tepat. Mereka hanya menghafal teks tetapi tidak benar-benar memahaminya.
Aksi
Tingkat keberhasilan diperoleh dari observasi kelas dari diskusi yang dilakukan murid. Hasil pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa program ini dapat membantu murid untuk mengembangkan aspek berpikir kritis dalam memahami cerita berbahasa Inggris, yaitu mengomunikasikan maksud yang diinginkan penulis dari apa yang tertulis, dan menjawab pertanyaan secara kritis, mengartikulasikan ide-ide dengan jelas, memahami apa yang telah dibaca, dan mendiskusikan ide-ide informasi yang didapat secara produktif, menggunakan aspek dan pengetahuan yang relevan dalam kegiatan membaca, berpikiran terbuka dalam memberikan pendapat dengan alasan yang meyakinkan, dengan mengenali perbedaan situasional.
Pembelajaran
Berdasarkan temuan, pemahaman murid telah meningkat dari pemahaman secara literal menuju pemahaman evaluatif/kritis. Pelaksanaan pembelajaran ini juga mengungkapkan bahwa murid yang terlibat dalam diskusi menunjukkan peningkatan dalam berpikir kritis. Pada akhir program, respons murid terhadap membaca cerita berbahasa Inggris bersifat positif dan menyatakan bahwa mereka mendapat banyak manfaat dari pengalaman belajar yang diperoleh selama mengikuti program pengajaran.
Model pembelajaran Literature Circle melalui membaca cerita berbahasa Inggris menjadi salah satu alternatif literasi dalam pembelajaran yang dapat membangun budaya membaca murid dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Awal
Penguasaan bahasa pada pengajaran bahasa Inggris telah dianggap menjadi cara yang efektif untuk mengembangkan aspek kognitif murid. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Inggris harus dibuat relevan dengan situasi saat ini di Indonesia, yang mengarah ke pengembangan tidak hanya dari kemampuan bahasa, tetapi juga ke arah pengembangan berpikir kritis, kesadaran yang lebih tinggi dalam keragaman cara berpikir dan menghargai. (Alwasilah, 1998; Bundhoo, 2000 dikutip dalam Emilia, 2005, hal 2.). Oleh karena itu, tanggung jawab guru Bahasa Inggris di Indonesia untuk membantu murid memeroleh keterampilan berpikir kritis. Salah satu cara untuk mengajarkan berpikir kritis adalah melalui membaca dan menulis.
Sementara apa yang dinyatakan oleh Wallace (2003), bahwa beberapa murid dari negara-negara, seperti Indonesia, Jepang, Cina cenderung kurang bersikap kritis. Para murid dari negara-negara tersebut awalnya enggan dan kurang motivasi untuk menawarkan pendapat (Wallace, 2003, hal. 57). Hal ini terjadi karena murid tidak memiliki kesempatan untuk berbagi ide-ide mereka dan bagaimana mendiskusikannya. Kebanyakan dari mereka memiliki kurangnya kepercayaan untuk menyampaikan ide atau pendapat.
Tantangan
Meskipun pengajaran membaca sebelumnya telah dilakukan namun hanya sedikit yang mengkaji model pembelajaran membaca di Indonesia (dikutip Emilia, 2005; Chandra, 2007; dan Kameo, 2007), terutama membaca cerita berbahasa Inggris. Berdasarkan pengamatan diagnostik penulis di lapangan, murid dapat menceritakan kembali cerita-cerita berbahasa Inggris tetapi mereka tidak dapat memahami isi bacaan dengan baik. Jika guru menanyakan beberapa pertanyaan mereka tidak bisa menjelaskan dengan tepat. Mereka hanya menghafal teks tetapi tidak benar-benar memahaminya.
Aksi
Tingkat keberhasilan diperoleh dari observasi kelas dari diskusi yang dilakukan murid. Hasil pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa program ini dapat membantu murid untuk mengembangkan aspek berpikir kritis dalam memahami cerita berbahasa Inggris, yaitu mengomunikasikan maksud yang diinginkan penulis dari apa yang tertulis, dan menjawab pertanyaan secara kritis, mengartikulasikan ide-ide dengan jelas, memahami apa yang telah dibaca, dan mendiskusikan ide-ide informasi yang didapat secara produktif, menggunakan aspek dan pengetahuan yang relevan dalam kegiatan membaca, berpikiran terbuka dalam memberikan pendapat dengan alasan yang meyakinkan, dengan mengenali perbedaan situasional.
Pembelajaran
Berdasarkan temuan, pemahaman murid telah meningkat dari pemahaman secara literal menuju pemahaman evaluatif/kritis. Pelaksanaan pembelajaran ini juga mengungkapkan bahwa murid yang terlibat dalam diskusi menunjukkan peningkatan dalam berpikir kritis. Pada akhir program, respons murid terhadap membaca cerita berbahasa Inggris bersifat positif dan menyatakan bahwa mereka mendapat banyak manfaat dari pengalaman belajar yang diperoleh selama mengikuti program pengajaran.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Awal
Penguasaan bahasa pada pengajaran bahasa Inggris telah dianggap menjadi cara yang efektif untuk mengembangkan aspek kognitif murid. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Inggris harus dibuat relevan dengan situasi saat ini di Indonesia, yang mengarah ke pengembangan tidak hanya dari kemampuan bahasa, tetapi juga ke arah pengembangan berpikir kritis, kesadaran yang lebih tinggi dalam keragaman cara berpikir dan menghargai. (Alwasilah, 1998; Bundhoo, 2000 dikutip dalam Emilia, 2005, hal 2.). Oleh karena itu, tanggung jawab guru Bahasa Inggris di Indonesia untuk membantu murid memeroleh keterampilan berpikir kritis. Salah satu cara untuk mengajarkan berpikir kritis adalah melalui membaca dan menulis.
Sementara apa yang dinyatakan oleh Wallace (2003), bahwa beberapa murid dari negara-negara, seperti Indonesia, Jepang, Cina cenderung kurang bersikap kritis. Para murid dari negara-negara tersebut awalnya enggan dan kurang motivasi untuk menawarkan pendapat (Wallace, 2003, hal. 57). Hal ini terjadi karena murid tidak memiliki kesempatan untuk berbagi ide-ide mereka dan bagaimana mendiskusikannya. Kebanyakan dari mereka memiliki kurangnya kepercayaan untuk menyampaikan ide atau pendapat.
Tantangan
Meskipun pengajaran membaca sebelumnya telah dilakukan namun hanya sedikit yang mengkaji model pembelajaran membaca di Indonesia (dikutip Emilia, 2005; Chandra, 2007; dan Kameo, 2007), terutama membaca cerita berbahasa Inggris. Berdasarkan pengamatan diagnostik penulis di lapangan, murid dapat menceritakan kembali cerita-cerita berbahasa Inggris tetapi mereka tidak dapat memahami isi bacaan dengan baik. Jika guru menanyakan beberapa pertanyaan mereka tidak bisa menjelaskan dengan tepat. Mereka hanya menghafal teks tetapi tidak benar-benar memahaminya.
Aksi
Tingkat keberhasilan diperoleh dari observasi kelas dari diskusi yang dilakukan murid. Hasil pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa program ini dapat membantu murid untuk mengembangkan aspek berpikir kritis dalam memahami cerita berbahasa Inggris, yaitu mengomunikasikan maksud yang diinginkan penulis dari apa yang tertulis, dan menjawab pertanyaan secara kritis, mengartikulasikan ide-ide dengan jelas, memahami apa yang telah dibaca, dan mendiskusikan ide-ide informasi yang didapat secara produktif, menggunakan aspek dan pengetahuan yang relevan dalam kegiatan membaca, berpikiran terbuka dalam memberikan pendapat dengan alasan yang meyakinkan, dengan mengenali perbedaan situasional.
Pembelajaran
Berdasarkan temuan, pemahaman murid telah meningkat dari pemahaman secara literal menuju pemahaman evaluatif/kritis. Pelaksanaan pembelajaran ini juga mengungkapkan bahwa murid yang terlibat dalam diskusi menunjukkan peningkatan dalam berpikir kritis. Pada akhir program, respons murid terhadap membaca cerita berbahasa Inggris bersifat positif dan menyatakan bahwa mereka mendapat banyak manfaat dari pengalaman belajar yang diperoleh selama mengikuti program pengajaran.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.