Karier Protean sebagai penulis membuat saya mendapatkan kesempatan yang sangat berharga karena bisa berbagi praktik baik yang sudah saya lakukan di kelas dengan orang lain.
Karier Protean sebagai penulis membuat saya mendapatkan kesempatan yang sangat berharga karena bisa berbagi praktik baik yang sudah saya lakukan di kelas dengan orang lain.
Saya adalah seorang guru yang mengajar di SMK Negeri 3 Kota Pekalongan. Dua tahun mengajar saya mengalami keresahan. Siklus mengajar saya kok seperti ini saja, saya tidak menemukan hal baru/tantangan apa pun. Tahun 2017 saya mulai tergabung Bersama Komunitas Guru Belajar Nusantara. Selama ini yang saya pahami bahwa karier guru seperti anak tangga. Mulai dari guru, wakil kepala sekolah, kepala sekolah hingga pengawas. Namun saya salah, ternyata karier guru itu seperti pohon yang bercabang. Ini lah yang disebut dengan karier protean. Dimana guru memiliki kesempatan mengembangkan kariernya sesuai dengan minat dan kemampuan.
Saya memilih karier protean menjadi penulis. Awal perjalanan karier saya sebagai penulis yaitu Ketika saya membaca buku “Merdeka Belajar di Ruang Kelas” karya Komonitas Guru Belajar Nusantara. Saya tertarik membaca tulisan praktik baik Pak Rizqy Rahmat Hani. Tulisan beliau mudah sekali diterima dan dibayangkan oleh pembaca. Dari hal tersebut, saya muncul keinginan ingin mencoba menulis praktik baik. Saat itu, sedang dibuka kontributor Surat Kabar Guru Belajar (SKGB), saya pun tertarik untuk mengikutinya. Saya mencoba mengirimkan tulisan praktik baik yang sudah saya lakukan di kelas.
Namun, saat pengumuman kontributor SKGB saya mengalami kegagalan. Saat itu saya sangat kecewa. Dalam hati bertanya-tanya, apa yang membuat tulisan saya tidak lolos ya. Perasaan tulisan sudah sesuai. Hal itu terjadi karena saya tidak mendapatkan feedback dari penyunting. Lalu pengumuman contributor SKGB edisi selanjutnya muncul Kembali dengan tema yang berbeda. Saya mencoba Kembali mengirimkan tulisan praktik baik saya di kelas. Namun saya mengalami kegagalan untuk kedua kalinya. Rsanya mau marah sama diri sendiri, sudah mencoba dua kali gagal terus apa sih yang salah. Lagi-lagi saya tidak mendapat feedback dari penyunting, sehingga saya tidak tahu letak kesalahan saya dimana.
Saya sudah menyerah dan sudah tidak tertarik untuk menulis lagi di SKGB, kapok karena tidak pernah lolos. Hingga suatu Ketika ada pengumuman Kembali kontributor SKGB dengan edisi yang berbeda. Sebenarnya saya sudah tidak mau mencoba lagi. Namun, saat itu saya berbicara sama diri sendiri “coba sekali lagi, kalua ke tiga kali tidak lolos berarti memang bukan disitu jalannya”. Saya Kembali mengirimkan tulisan sesuai dengan tema pada edisi tersebut. Beberapa hari kemudian saya mendapat kabar dari penyunting untuk memperbaiki tulisan yang saya kirim. Saya pun langsung mencoba memperbaiki sesuai arahan dari penyunting. Hingga pengumuman pun tiba, dan alhamdulillah untuk pertama kalinya tulisan saya lolos di SKGB. Lambat laun, saya jadi ketagihan untuk menulis di SKGB, beberapa kali tulisna saya dimuat di beberapa edisi. Dari beberapa tulisan yang saya kirimkan saya terus mempelajari pola tulisan SKGB dan mempelajari maksud dari feedback yang diberikan oleh penyunting.
Suatu Ketika saya melihat informasi bahwa Komunitas Guru Belajar membuka kesempatan untuk menulis buku antologi ptraktik baik. Saya pun tertarik untuk mengikutinya. Saat itu para calon penulis mendapat pelatihan terlebih dahulu oleh pelatih yaitu Pak Suhud Rois dan Pak Eka Wardana. Saya senang sekali mendapat kesempatan belajar untuk mengembangkan karier saya menjadi penulis. Selama 3 bulan kami dibimbing proses menulis antologi buku praktik baik hingga tulisan saya lolos dan diterbitkan di buku “Memanusiakan Hubungan” ini buku antologi petama saya. Senang sekali rasanya bisa ikut menulis di buku. Tiap tahunya Komunitas Guru Belajar Nusantara membuat antologi buku praktik baik, dan alhamdulillah saya mengikutinya. Buku antologi yang sudah saya ikuti yaitu “Memanusiakan Hubungan, Literasi Menggerakkan Negeri, Teknologi Untuk Masa Depan, Hadir di Pembelajaran Masa Kini”
Saya sangat bersyukur sekali bisa bergabung di Komunitas Guru Belajar Nusantara dan menemukan karier sebagai penulis. Ada rasa kepuasan tersendiri Ketika tulisan bisa terbit di SKGB ataupun di buku antologi. Berbagi praktik baik dengan menulis sangatlah seru karena saya juga mendapat kesempatan untuk berbagi praktik baik secara langsung melalui TPD diberbagai daerah ataupun TPN. Satu tulisan praktik baik yang ditulis pasti akan berdampak untuk guru lain. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam Masyarakat dan dari Sejarah (Pramoedya Ananta Toer).
Karier Protean sebagai penulis membuat saya mendapatkan kesempatan yang sangat berharga karena bisa berbagi praktik baik yang sudah saya lakukan di kelas dengan orang lain.
Saya adalah seorang guru yang mengajar di SMK Negeri 3 Kota Pekalongan. Dua tahun mengajar saya mengalami keresahan. Siklus mengajar saya kok seperti ini saja, saya tidak menemukan hal baru/tantangan apa pun. Tahun 2017 saya mulai tergabung Bersama Komunitas Guru Belajar Nusantara. Selama ini yang saya pahami bahwa karier guru seperti anak tangga. Mulai dari guru, wakil kepala sekolah, kepala sekolah hingga pengawas. Namun saya salah, ternyata karier guru itu seperti pohon yang bercabang. Ini lah yang disebut dengan karier protean. Dimana guru memiliki kesempatan mengembangkan kariernya sesuai dengan minat dan kemampuan.
Saya memilih karier protean menjadi penulis. Awal perjalanan karier saya sebagai penulis yaitu Ketika saya membaca buku “Merdeka Belajar di Ruang Kelas” karya Komonitas Guru Belajar Nusantara. Saya tertarik membaca tulisan praktik baik Pak Rizqy Rahmat Hani. Tulisan beliau mudah sekali diterima dan dibayangkan oleh pembaca. Dari hal tersebut, saya muncul keinginan ingin mencoba menulis praktik baik. Saat itu, sedang dibuka kontributor Surat Kabar Guru Belajar (SKGB), saya pun tertarik untuk mengikutinya. Saya mencoba mengirimkan tulisan praktik baik yang sudah saya lakukan di kelas.
Namun, saat pengumuman kontributor SKGB saya mengalami kegagalan. Saat itu saya sangat kecewa. Dalam hati bertanya-tanya, apa yang membuat tulisan saya tidak lolos ya. Perasaan tulisan sudah sesuai. Hal itu terjadi karena saya tidak mendapatkan feedback dari penyunting. Lalu pengumuman contributor SKGB edisi selanjutnya muncul Kembali dengan tema yang berbeda. Saya mencoba Kembali mengirimkan tulisan praktik baik saya di kelas. Namun saya mengalami kegagalan untuk kedua kalinya. Rsanya mau marah sama diri sendiri, sudah mencoba dua kali gagal terus apa sih yang salah. Lagi-lagi saya tidak mendapat feedback dari penyunting, sehingga saya tidak tahu letak kesalahan saya dimana.
Saya sudah menyerah dan sudah tidak tertarik untuk menulis lagi di SKGB, kapok karena tidak pernah lolos. Hingga suatu Ketika ada pengumuman Kembali kontributor SKGB dengan edisi yang berbeda. Sebenarnya saya sudah tidak mau mencoba lagi. Namun, saat itu saya berbicara sama diri sendiri “coba sekali lagi, kalua ke tiga kali tidak lolos berarti memang bukan disitu jalannya”. Saya Kembali mengirimkan tulisan sesuai dengan tema pada edisi tersebut. Beberapa hari kemudian saya mendapat kabar dari penyunting untuk memperbaiki tulisan yang saya kirim. Saya pun langsung mencoba memperbaiki sesuai arahan dari penyunting. Hingga pengumuman pun tiba, dan alhamdulillah untuk pertama kalinya tulisan saya lolos di SKGB. Lambat laun, saya jadi ketagihan untuk menulis di SKGB, beberapa kali tulisna saya dimuat di beberapa edisi. Dari beberapa tulisan yang saya kirimkan saya terus mempelajari pola tulisan SKGB dan mempelajari maksud dari feedback yang diberikan oleh penyunting.
Suatu Ketika saya melihat informasi bahwa Komunitas Guru Belajar membuka kesempatan untuk menulis buku antologi ptraktik baik. Saya pun tertarik untuk mengikutinya. Saat itu para calon penulis mendapat pelatihan terlebih dahulu oleh pelatih yaitu Pak Suhud Rois dan Pak Eka Wardana. Saya senang sekali mendapat kesempatan belajar untuk mengembangkan karier saya menjadi penulis. Selama 3 bulan kami dibimbing proses menulis antologi buku praktik baik hingga tulisan saya lolos dan diterbitkan di buku “Memanusiakan Hubungan” ini buku antologi petama saya. Senang sekali rasanya bisa ikut menulis di buku. Tiap tahunya Komunitas Guru Belajar Nusantara membuat antologi buku praktik baik, dan alhamdulillah saya mengikutinya. Buku antologi yang sudah saya ikuti yaitu “Memanusiakan Hubungan, Literasi Menggerakkan Negeri, Teknologi Untuk Masa Depan, Hadir di Pembelajaran Masa Kini”
Saya sangat bersyukur sekali bisa bergabung di Komunitas Guru Belajar Nusantara dan menemukan karier sebagai penulis. Ada rasa kepuasan tersendiri Ketika tulisan bisa terbit di SKGB ataupun di buku antologi. Berbagi praktik baik dengan menulis sangatlah seru karena saya juga mendapat kesempatan untuk berbagi praktik baik secara langsung melalui TPD diberbagai daerah ataupun TPN. Satu tulisan praktik baik yang ditulis pasti akan berdampak untuk guru lain. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam Masyarakat dan dari Sejarah (Pramoedya Ananta Toer).
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Saya adalah seorang guru yang mengajar di SMK Negeri 3 Kota Pekalongan. Dua tahun mengajar saya mengalami keresahan. Siklus mengajar saya kok seperti ini saja, saya tidak menemukan hal baru/tantangan apa pun. Tahun 2017 saya mulai tergabung Bersama Komunitas Guru Belajar Nusantara. Selama ini yang saya pahami bahwa karier guru seperti anak tangga. Mulai dari guru, wakil kepala sekolah, kepala sekolah hingga pengawas. Namun saya salah, ternyata karier guru itu seperti pohon yang bercabang. Ini lah yang disebut dengan karier protean. Dimana guru memiliki kesempatan mengembangkan kariernya sesuai dengan minat dan kemampuan.
Saya memilih karier protean menjadi penulis. Awal perjalanan karier saya sebagai penulis yaitu Ketika saya membaca buku “Merdeka Belajar di Ruang Kelas” karya Komonitas Guru Belajar Nusantara. Saya tertarik membaca tulisan praktik baik Pak Rizqy Rahmat Hani. Tulisan beliau mudah sekali diterima dan dibayangkan oleh pembaca. Dari hal tersebut, saya muncul keinginan ingin mencoba menulis praktik baik. Saat itu, sedang dibuka kontributor Surat Kabar Guru Belajar (SKGB), saya pun tertarik untuk mengikutinya. Saya mencoba mengirimkan tulisan praktik baik yang sudah saya lakukan di kelas.
Namun, saat pengumuman kontributor SKGB saya mengalami kegagalan. Saat itu saya sangat kecewa. Dalam hati bertanya-tanya, apa yang membuat tulisan saya tidak lolos ya. Perasaan tulisan sudah sesuai. Hal itu terjadi karena saya tidak mendapatkan feedback dari penyunting. Lalu pengumuman contributor SKGB edisi selanjutnya muncul Kembali dengan tema yang berbeda. Saya mencoba Kembali mengirimkan tulisan praktik baik saya di kelas. Namun saya mengalami kegagalan untuk kedua kalinya. Rsanya mau marah sama diri sendiri, sudah mencoba dua kali gagal terus apa sih yang salah. Lagi-lagi saya tidak mendapat feedback dari penyunting, sehingga saya tidak tahu letak kesalahan saya dimana.
Saya sudah menyerah dan sudah tidak tertarik untuk menulis lagi di SKGB, kapok karena tidak pernah lolos. Hingga suatu Ketika ada pengumuman Kembali kontributor SKGB dengan edisi yang berbeda. Sebenarnya saya sudah tidak mau mencoba lagi. Namun, saat itu saya berbicara sama diri sendiri “coba sekali lagi, kalua ke tiga kali tidak lolos berarti memang bukan disitu jalannya”. Saya Kembali mengirimkan tulisan sesuai dengan tema pada edisi tersebut. Beberapa hari kemudian saya mendapat kabar dari penyunting untuk memperbaiki tulisan yang saya kirim. Saya pun langsung mencoba memperbaiki sesuai arahan dari penyunting. Hingga pengumuman pun tiba, dan alhamdulillah untuk pertama kalinya tulisan saya lolos di SKGB. Lambat laun, saya jadi ketagihan untuk menulis di SKGB, beberapa kali tulisna saya dimuat di beberapa edisi. Dari beberapa tulisan yang saya kirimkan saya terus mempelajari pola tulisan SKGB dan mempelajari maksud dari feedback yang diberikan oleh penyunting.
Suatu Ketika saya melihat informasi bahwa Komunitas Guru Belajar membuka kesempatan untuk menulis buku antologi ptraktik baik. Saya pun tertarik untuk mengikutinya. Saat itu para calon penulis mendapat pelatihan terlebih dahulu oleh pelatih yaitu Pak Suhud Rois dan Pak Eka Wardana. Saya senang sekali mendapat kesempatan belajar untuk mengembangkan karier saya menjadi penulis. Selama 3 bulan kami dibimbing proses menulis antologi buku praktik baik hingga tulisan saya lolos dan diterbitkan di buku “Memanusiakan Hubungan” ini buku antologi petama saya. Senang sekali rasanya bisa ikut menulis di buku. Tiap tahunya Komunitas Guru Belajar Nusantara membuat antologi buku praktik baik, dan alhamdulillah saya mengikutinya. Buku antologi yang sudah saya ikuti yaitu “Memanusiakan Hubungan, Literasi Menggerakkan Negeri, Teknologi Untuk Masa Depan, Hadir di Pembelajaran Masa Kini”
Saya sangat bersyukur sekali bisa bergabung di Komunitas Guru Belajar Nusantara dan menemukan karier sebagai penulis. Ada rasa kepuasan tersendiri Ketika tulisan bisa terbit di SKGB ataupun di buku antologi. Berbagi praktik baik dengan menulis sangatlah seru karena saya juga mendapat kesempatan untuk berbagi praktik baik secara langsung melalui TPD diberbagai daerah ataupun TPN. Satu tulisan praktik baik yang ditulis pasti akan berdampak untuk guru lain. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam Masyarakat dan dari Sejarah (Pramoedya Ananta Toer).
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.