Pembelajaran berdiferensiasi memerdekakan murid
Guru memahami kesulitan belajar murid
Guru mencari seribu cara untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
Pembelajaran berdiferensiasi memerdekakan murid
Guru memahami kesulitan belajar murid
Guru mencari seribu cara untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
Tahun ajaran baru sudah dimulai saya merasa kebingungan pada saat proses pembelajaran di kelas. Murid lebih pendiam, malu, dan kesulitan memahami materi yang sudah dipelajari serta kurangnya kepercayaan diri. Sebagai seorang guru, saya mempunyai keinginan agar murid – murid saya bisa antusias mengeluarkan ide dan pendapatnya saat belajar maupun saat diskusi di kelas.
Untuk menerapkan Flipped Clasroom Cased Method dalam pembelajaran berdiferensiasi, saya menemui beberapa tantangan dalam proses pembelajaran. Tantangannya adalah kurangnya bimbingan orang tua murid di rumah sehingga materi ajar yang diberikan tidak dibaca dan tidak dipelajari sesuai dengan rentang waktu yang sudah disepakati murid bersama guru di sekolah.
Saya mulai mencari cara dengan langkah – langkah yang saya lakukan untuk mengetahui kesulitan belajar murid yaitu pertama, saya melakukan observasi untuk melihat perilaku yang menyimpang ketika murid mengikuti pelajaran di kelas. Kedua, saya memeriksa penglihatan dan pendengaran murid khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. Ketiga , saya mewawancarai orang tua murid untuk mengetahui suatu hal yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar murid . Keempat, saya melakukan diagnostik pada bidang kecakapan untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh murid saya.
Kelima, flipped clasroom method sebagai alternatif pembelajaran berdifereniasi dan hots di sekolah. Filpped classroom method merupakan model pembelajaran di mana murid sebelum belajar di kelas mempelajari materi lebih dahulu di rumah sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru. Pada tahapan ini saya menyiapkan langkah – langkah agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Pertama saya menyampaikan materi ajar kepada murid berupa bahan tertulis serta gambar, video, link drive yang saya kirimkan di grup Watshap kelas tiga hari atau satu minggu sebelum pembahasan materi. Kemudian Pada tahap kedua murid melaksanakan pretest di kelas sesuai dengan materi yang sudah dipelajari murid di rumah. Selanjutnya pada tahap ketiga guru memberikan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Keempat, membentuk kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari empat atau lima orang murid. Anggota kelompok harus variatif murid belajar cepat, Sedang, dan lambat. Pada tahapan kelima menyampaikan kasus yang akan dipecahkan dalam pembelajaran yang relevan dengan materi ajar yang telah diberikan. Tahap keenam, murid melakukan diskusi kelompok kecil dan tanya jawab dalam kelompok kecil. Selanjutnya pada tahap ketujuh, yaitu diskusi kelas dan tanya jawab antar kelompok. Kemudian murid melakukan post test dan di akhiri dengan melakukan refleksi serta melakukan tindak lanjut terhadap materi yang sudah dipelajari dengan berupa kegiatan ko- kurikuler atau ekstrakurikuler untuk memantapakan penguasaan materi ajar melalui beragam kegiatan.
Setelah menggunakan cara ini saya tidak menyangka murid saya sangat antusias dalam belajar. Murid lebih aktif dalam berdiskusi dan bisa memahami materi ajar serta mampu mengembangkan High Order Thingking Skills (HOTS) saat proses pembelajaran di kelas. Ternyata dengan memahami kesulitan belajar murid ada intan yang tersimpan dan guru adalah kunci agar intan tersebut bersinar kembali. Perbaikan untuk kedepanya saya akan membuat materi ajar bermultimedia interaktif sehingga menarik dan diminati oleh murid untuk dipelajari di rumah.
Pembelajaran berdiferensiasi memerdekakan murid
Guru memahami kesulitan belajar murid
Guru mencari seribu cara untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
Tahun ajaran baru sudah dimulai saya merasa kebingungan pada saat proses pembelajaran di kelas. Murid lebih pendiam, malu, dan kesulitan memahami materi yang sudah dipelajari serta kurangnya kepercayaan diri. Sebagai seorang guru, saya mempunyai keinginan agar murid – murid saya bisa antusias mengeluarkan ide dan pendapatnya saat belajar maupun saat diskusi di kelas.
Untuk menerapkan Flipped Clasroom Cased Method dalam pembelajaran berdiferensiasi, saya menemui beberapa tantangan dalam proses pembelajaran. Tantangannya adalah kurangnya bimbingan orang tua murid di rumah sehingga materi ajar yang diberikan tidak dibaca dan tidak dipelajari sesuai dengan rentang waktu yang sudah disepakati murid bersama guru di sekolah.
Saya mulai mencari cara dengan langkah – langkah yang saya lakukan untuk mengetahui kesulitan belajar murid yaitu pertama, saya melakukan observasi untuk melihat perilaku yang menyimpang ketika murid mengikuti pelajaran di kelas. Kedua, saya memeriksa penglihatan dan pendengaran murid khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. Ketiga , saya mewawancarai orang tua murid untuk mengetahui suatu hal yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar murid . Keempat, saya melakukan diagnostik pada bidang kecakapan untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh murid saya.
Kelima, flipped clasroom method sebagai alternatif pembelajaran berdifereniasi dan hots di sekolah. Filpped classroom method merupakan model pembelajaran di mana murid sebelum belajar di kelas mempelajari materi lebih dahulu di rumah sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru. Pada tahapan ini saya menyiapkan langkah – langkah agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Pertama saya menyampaikan materi ajar kepada murid berupa bahan tertulis serta gambar, video, link drive yang saya kirimkan di grup Watshap kelas tiga hari atau satu minggu sebelum pembahasan materi. Kemudian Pada tahap kedua murid melaksanakan pretest di kelas sesuai dengan materi yang sudah dipelajari murid di rumah. Selanjutnya pada tahap ketiga guru memberikan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Keempat, membentuk kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari empat atau lima orang murid. Anggota kelompok harus variatif murid belajar cepat, Sedang, dan lambat. Pada tahapan kelima menyampaikan kasus yang akan dipecahkan dalam pembelajaran yang relevan dengan materi ajar yang telah diberikan. Tahap keenam, murid melakukan diskusi kelompok kecil dan tanya jawab dalam kelompok kecil. Selanjutnya pada tahap ketujuh, yaitu diskusi kelas dan tanya jawab antar kelompok. Kemudian murid melakukan post test dan di akhiri dengan melakukan refleksi serta melakukan tindak lanjut terhadap materi yang sudah dipelajari dengan berupa kegiatan ko- kurikuler atau ekstrakurikuler untuk memantapakan penguasaan materi ajar melalui beragam kegiatan.
Setelah menggunakan cara ini saya tidak menyangka murid saya sangat antusias dalam belajar. Murid lebih aktif dalam berdiskusi dan bisa memahami materi ajar serta mampu mengembangkan High Order Thingking Skills (HOTS) saat proses pembelajaran di kelas. Ternyata dengan memahami kesulitan belajar murid ada intan yang tersimpan dan guru adalah kunci agar intan tersebut bersinar kembali. Perbaikan untuk kedepanya saya akan membuat materi ajar bermultimedia interaktif sehingga menarik dan diminati oleh murid untuk dipelajari di rumah.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Tahun ajaran baru sudah dimulai saya merasa kebingungan pada saat proses pembelajaran di kelas. Murid lebih pendiam, malu, dan kesulitan memahami materi yang sudah dipelajari serta kurangnya kepercayaan diri. Sebagai seorang guru, saya mempunyai keinginan agar murid – murid saya bisa antusias mengeluarkan ide dan pendapatnya saat belajar maupun saat diskusi di kelas.
Untuk menerapkan Flipped Clasroom Cased Method dalam pembelajaran berdiferensiasi, saya menemui beberapa tantangan dalam proses pembelajaran. Tantangannya adalah kurangnya bimbingan orang tua murid di rumah sehingga materi ajar yang diberikan tidak dibaca dan tidak dipelajari sesuai dengan rentang waktu yang sudah disepakati murid bersama guru di sekolah.
Saya mulai mencari cara dengan langkah – langkah yang saya lakukan untuk mengetahui kesulitan belajar murid yaitu pertama, saya melakukan observasi untuk melihat perilaku yang menyimpang ketika murid mengikuti pelajaran di kelas. Kedua, saya memeriksa penglihatan dan pendengaran murid khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. Ketiga , saya mewawancarai orang tua murid untuk mengetahui suatu hal yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar murid . Keempat, saya melakukan diagnostik pada bidang kecakapan untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh murid saya.
Kelima, flipped clasroom method sebagai alternatif pembelajaran berdifereniasi dan hots di sekolah. Filpped classroom method merupakan model pembelajaran di mana murid sebelum belajar di kelas mempelajari materi lebih dahulu di rumah sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru. Pada tahapan ini saya menyiapkan langkah – langkah agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Pertama saya menyampaikan materi ajar kepada murid berupa bahan tertulis serta gambar, video, link drive yang saya kirimkan di grup Watshap kelas tiga hari atau satu minggu sebelum pembahasan materi. Kemudian Pada tahap kedua murid melaksanakan pretest di kelas sesuai dengan materi yang sudah dipelajari murid di rumah. Selanjutnya pada tahap ketiga guru memberikan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Keempat, membentuk kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari empat atau lima orang murid. Anggota kelompok harus variatif murid belajar cepat, Sedang, dan lambat. Pada tahapan kelima menyampaikan kasus yang akan dipecahkan dalam pembelajaran yang relevan dengan materi ajar yang telah diberikan. Tahap keenam, murid melakukan diskusi kelompok kecil dan tanya jawab dalam kelompok kecil. Selanjutnya pada tahap ketujuh, yaitu diskusi kelas dan tanya jawab antar kelompok. Kemudian murid melakukan post test dan di akhiri dengan melakukan refleksi serta melakukan tindak lanjut terhadap materi yang sudah dipelajari dengan berupa kegiatan ko- kurikuler atau ekstrakurikuler untuk memantapakan penguasaan materi ajar melalui beragam kegiatan.
Setelah menggunakan cara ini saya tidak menyangka murid saya sangat antusias dalam belajar. Murid lebih aktif dalam berdiskusi dan bisa memahami materi ajar serta mampu mengembangkan High Order Thingking Skills (HOTS) saat proses pembelajaran di kelas. Ternyata dengan memahami kesulitan belajar murid ada intan yang tersimpan dan guru adalah kunci agar intan tersebut bersinar kembali. Perbaikan untuk kedepanya saya akan membuat materi ajar bermultimedia interaktif sehingga menarik dan diminati oleh murid untuk dipelajari di rumah.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.