Serunya belajar Informatika sekaligus melestarikan seni tradisional Jawa
Serunya belajar Informatika sekaligus melestarikan seni tradisional Jawa
*Emplung-Emplung: Melestarikan Seni Tradisional di Kelas Informatika Emang Boleh Seseru Ini?*
Murid saya adalah anak-anak yang kepo dengan aktifitas saya. Rasa penasarannya melebihi keingintahuan netizen tentang siapa yang akan jadi calon wakil presiden di pemilu 2024 ini.
“Pak Nuno itu suka main gamelan ya?”, tanya muridku di kelas.
“Kok tahu?”, jawabku.
“Iya, saya lihat di postingan instagram bapak”, begitu katanya.
Saat itu memang saya sedang semangat sekali latihan gamelan. Sehingga tidak jarang saya mengunggah momen-momen latihan maupun pagelaran ke media sosial saya.
Berkat pertanyaan dari muridku tadi akhirnya kami pun mengawali pembelajaran untuk mata pelajaran Informatika dengan diskusi mengenai isu seni budaya tradisional yang semakin sulit ditemui di tengah-tengah masyarakat. Seru sekali! Saya bahkan baru tahu jika generasi Z ternyata juga punya minat untuk ikut latihan gamelan. Bukan untuk dijadikan sebagai profesi namun lebih kepada keinginan untuk melestarikan.
Akhirnya terfikir untuk menyatukan bahan diskusi dengan materi belajar hari itu. Kebetulan materinya adalah tentang Algoritma Pemrograman. Tujuan pembelajarannya yaitu mengajak murid untuk memahami langkah desain program hingga menghasilkan program komputer untuk menjawab permasalahan sehari-hari. Kami pun memutuskan untuk mendesain program aplikasi gamelan elektronik yang akan kami beri nama “Emplung-Emplung”. Nama ini diambil berdasarkan bunyi gamelan itu sendiri. Harapannya, aplikasi ini bisa menjadi solusi agar murid dapat berlatih memainkan alat musik gamelan. Kami menyelesaikan misi dalam 6 pertemuan. Mulai dari menyusun flowchart, mendesain tampilan, merekam audio, hingga mengimplementasikan program menggunakan aplikasi SCRATCH.
Aplikasi Emplung-Emplung yang diimpikan bersama akhirnya bisa kita wujudkan. Gending Ricik-Ricik menjadi lagu pilihan untuk bahan latihan pertama kali. Pertimbangannya, gending ini simpel, tidak banyak notasi. Senang rasanya melihat murid yang bergembira belajar seperti ini. Lebih-lebih mereka juga punya semangat tinggi untuk melestarikan seni budaya tradisional.
_Berikut video ketika diskusi kami lakukan di kelas:_
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0Amgdfh38ZyXaNyVr5zj86bxuxmB7vSNQCPBLiHSA3keCsqcqHHuf6s7Z5pHSn4Pol&id=613244206&sfnsn=wiwspmo&mibextid=RUbZ1f
Serunya belajar Informatika sekaligus melestarikan seni tradisional Jawa
*Emplung-Emplung: Melestarikan Seni Tradisional di Kelas Informatika Emang Boleh Seseru Ini?*
Murid saya adalah anak-anak yang kepo dengan aktifitas saya. Rasa penasarannya melebihi keingintahuan netizen tentang siapa yang akan jadi calon wakil presiden di pemilu 2024 ini.
“Pak Nuno itu suka main gamelan ya?”, tanya muridku di kelas.
“Kok tahu?”, jawabku.
“Iya, saya lihat di postingan instagram bapak”, begitu katanya.
Saat itu memang saya sedang semangat sekali latihan gamelan. Sehingga tidak jarang saya mengunggah momen-momen latihan maupun pagelaran ke media sosial saya.
Berkat pertanyaan dari muridku tadi akhirnya kami pun mengawali pembelajaran untuk mata pelajaran Informatika dengan diskusi mengenai isu seni budaya tradisional yang semakin sulit ditemui di tengah-tengah masyarakat. Seru sekali! Saya bahkan baru tahu jika generasi Z ternyata juga punya minat untuk ikut latihan gamelan. Bukan untuk dijadikan sebagai profesi namun lebih kepada keinginan untuk melestarikan.
Akhirnya terfikir untuk menyatukan bahan diskusi dengan materi belajar hari itu. Kebetulan materinya adalah tentang Algoritma Pemrograman. Tujuan pembelajarannya yaitu mengajak murid untuk memahami langkah desain program hingga menghasilkan program komputer untuk menjawab permasalahan sehari-hari. Kami pun memutuskan untuk mendesain program aplikasi gamelan elektronik yang akan kami beri nama “Emplung-Emplung”. Nama ini diambil berdasarkan bunyi gamelan itu sendiri. Harapannya, aplikasi ini bisa menjadi solusi agar murid dapat berlatih memainkan alat musik gamelan. Kami menyelesaikan misi dalam 6 pertemuan. Mulai dari menyusun flowchart, mendesain tampilan, merekam audio, hingga mengimplementasikan program menggunakan aplikasi SCRATCH.
Aplikasi Emplung-Emplung yang diimpikan bersama akhirnya bisa kita wujudkan. Gending Ricik-Ricik menjadi lagu pilihan untuk bahan latihan pertama kali. Pertimbangannya, gending ini simpel, tidak banyak notasi. Senang rasanya melihat murid yang bergembira belajar seperti ini. Lebih-lebih mereka juga punya semangat tinggi untuk melestarikan seni budaya tradisional.
_Berikut video ketika diskusi kami lakukan di kelas:_
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0Amgdfh38ZyXaNyVr5zj86bxuxmB7vSNQCPBLiHSA3keCsqcqHHuf6s7Z5pHSn4Pol&id=613244206&sfnsn=wiwspmo&mibextid=RUbZ1f
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
*Emplung-Emplung: Melestarikan Seni Tradisional di Kelas Informatika Emang Boleh Seseru Ini?*
Murid saya adalah anak-anak yang kepo dengan aktifitas saya. Rasa penasarannya melebihi keingintahuan netizen tentang siapa yang akan jadi calon wakil presiden di pemilu 2024 ini.
“Pak Nuno itu suka main gamelan ya?”, tanya muridku di kelas.
“Kok tahu?”, jawabku.
“Iya, saya lihat di postingan instagram bapak”, begitu katanya.
Saat itu memang saya sedang semangat sekali latihan gamelan. Sehingga tidak jarang saya mengunggah momen-momen latihan maupun pagelaran ke media sosial saya.
Berkat pertanyaan dari muridku tadi akhirnya kami pun mengawali pembelajaran untuk mata pelajaran Informatika dengan diskusi mengenai isu seni budaya tradisional yang semakin sulit ditemui di tengah-tengah masyarakat. Seru sekali! Saya bahkan baru tahu jika generasi Z ternyata juga punya minat untuk ikut latihan gamelan. Bukan untuk dijadikan sebagai profesi namun lebih kepada keinginan untuk melestarikan.
Akhirnya terfikir untuk menyatukan bahan diskusi dengan materi belajar hari itu. Kebetulan materinya adalah tentang Algoritma Pemrograman. Tujuan pembelajarannya yaitu mengajak murid untuk memahami langkah desain program hingga menghasilkan program komputer untuk menjawab permasalahan sehari-hari. Kami pun memutuskan untuk mendesain program aplikasi gamelan elektronik yang akan kami beri nama “Emplung-Emplung”. Nama ini diambil berdasarkan bunyi gamelan itu sendiri. Harapannya, aplikasi ini bisa menjadi solusi agar murid dapat berlatih memainkan alat musik gamelan. Kami menyelesaikan misi dalam 6 pertemuan. Mulai dari menyusun flowchart, mendesain tampilan, merekam audio, hingga mengimplementasikan program menggunakan aplikasi SCRATCH.
Aplikasi Emplung-Emplung yang diimpikan bersama akhirnya bisa kita wujudkan. Gending Ricik-Ricik menjadi lagu pilihan untuk bahan latihan pertama kali. Pertimbangannya, gending ini simpel, tidak banyak notasi. Senang rasanya melihat murid yang bergembira belajar seperti ini. Lebih-lebih mereka juga punya semangat tinggi untuk melestarikan seni budaya tradisional.
_Berikut video ketika diskusi kami lakukan di kelas:_
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0Amgdfh38ZyXaNyVr5zj86bxuxmB7vSNQCPBLiHSA3keCsqcqHHuf6s7Z5pHSn4Pol&id=613244206&sfnsn=wiwspmo&mibextid=RUbZ1f
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.