Belajar membaca kosakata Bahasa Inggris akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan menggunakan Phonics atau pengenalan bunyi huruf. Phonics dapat diajarkan ke anak dari usia 3-8 tahun. Phonics juga dapat membantu lidah anak terlatih mengucapkan kata.
Belajar membaca kosakata Bahasa Inggris akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan menggunakan Phonics atau pengenalan bunyi huruf. Phonics dapat diajarkan ke anak dari usia 3-8 tahun. Phonics juga dapat membantu lidah anak terlatih mengucapkan kata.
Belajar Membaca Kosakata Bahasa Inggris dengan Pengenalan Bunyi
Oleh Mastuti Ajeng Subianti, SS., M.Li – PKBM EduHouse (EduHouse Preschool/PAUD)
AWAL
Di era modern saat ini, menguasai Bahasa Inggris sudah menjadi suatu kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh produk-produk, tempat, aplikasi, website dan lain-lain yang menggunakan Bahasa Inggris. Bahkan hampir semua jenis pekerjaan mencantumkan keahlian bahasa Inggris sebagai salah satu kriteria pekerjaan. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Inggris diadakan sejak sekolah dasar. Namun dalam belajar bahasa Inggris, anak-anak menghadapi hambatan dalam membaca kosakata dalam bahasa Inggris. Atas dasar alasan inilah anak perlu belajar membaca kosakata bahasa Inggris menggunakan pengenalan bunyi atau Phonics. Biasanya metode phonics digunakan sebagai kegiatan pra-membaca dan pra-menulis di anak usia 3-6 tahun. Pada tahap pra-membaca dan pra-menulis ini lah saya mulai memperkenalkan phonics di sekolah dengan memperkenalkan kosakata yang ada di sekitar mereka seperti hewan, perasaan, benda-benda di sekitar mereka.
Phonics merupakan metode yang digunakan dalam bahasa Inggris untuk membaca dengan melafalkan bunyi alfabet. Phonics tak langsung membuat anak dapat membaca, namun di fase awal akan membantu lidah anak terlatih untuk mengucapkan kata dalam bahasa Inggris dengan pelafalan bunyi yang benar. Anak tidak akan perlu mengingat nama alfabet, namun ia perlu mengingat bunyi alfabet. Dengan mengingat bunyi huruf, anak akan dengan mudah menggabungkan tiap bunyi huruf tersebut menjadi sebuah suku kata, kata dengan 1 suku kata, 2 suku kata dan penggunaan bunyi campuran dalam banyak kata. Jika anak sudah memiliki rasa percaya diri dalam membaca kata bahasa Inggris dengan benar, makan anak juga dapat menyukai bahasa Inggris dan memiliki kesukaan dalam membaca dalam bahasa Inggris.
TANTANGAN
Guru yang berperan sebagai fasilitator tentu menghadapi beberapa tantangan dalam mengajar English Phonics. Tantangan tersebut bukan hanya dari faktor anak-anak melainkan juga dari faktor orangtua di mana orangtua belum memahami pentingnya phonics dalam proses belajar bahasa Inggris pada anak sehingga seringkali orangtua memaksakan anak dengan cara-cara yang tidak relevan.
Anak juga telah terbiasa mendengar lagu alfabet dan belum terbiasa mendengar bunyi huruf/phonics bahasa Inggris. Pada lagu alfabet, contohnya, huruf A disebut /ei/, B disebut /bi/ dan seterusnya. Namun, pengenalan bunyi alfabet tidak mengajarkan demikian.
Karena telah terbiasa mendengar dan mengenal alfabet dari namanya, anak merasa kesulitan membedakan nama alfabet dan bunyi alfabet sehingga saat diminta membaca, ia tidak dapat melafalkannya dengan benar.
AKSI
English Phonics dapat dipelajari dari anak di tahap awal membaca dan menulis bahasa Inggris. Dalam pembelajarannya, anak dikenalkan dengan bunyi-bunyi tiap huruf dari huruf A sampai Z. Lalu pada tahapannya anak akan belajar dari bunyi tunggal (single sound) seperti bunyi huruf ‘a’ yaitu /eh/, ‘b’ yaitu /beh/, ‘c’ yaitu /keh/ dan seterusnya. Setelah itu dilanjutkan dengan bunyi campur (blended sound) seperti contohnya kata ‘bad’ anak akan mengeja ‘b + ad’ (/beh/ + /eh/ /deh/) lalu digabung menjadi kata ‘bad’. Tahapan selanjutnya yaitu konsonan ganda (double consonant) di mana anak belajar mengucapkan kata ‘black’ yang terdiri dari ‘bl + ack’ yang diucapkan dalam phonics menjadi /bel/ + /ack/ dan digabung menjadi kata ‘black’. Lalu tahap yang terakhir yaitu vokal ganda (double vowel) seperti kata ‘moon’, ‘mail’, ‘day’ dan lainnya. Di tahap yang terakhir ini anak diajak untuk membedakan bunyi dari bunyi -oo- panjang dan -oo- pendek, pengucapan kata -ai- dan -ay- di mana kedua bunyi tersebut terdengar mirip dan memiliki arti yang berbeda.
Pada penerapan pengajaran English Phonics ini juga dapat melalui berbagai media seperti flashcards, permainan puzzle, pengelompokkan bunyi dan lain sebagainya. Fasilitator juga dapat menyajikan latihan yang dapat dilakukan dengan cara kolaboratif (terutama di usia SD kelas 1) seperti menyusun kata-kata dan mengisi celah yang kosong pada kalimat. Penggunaan alat peraga, sumber belajar multisensorik juga dapat memberikan motivasi pada anak secara eksternal.
PERUBAHAN
Memperkenalkan bahasa Inggris menggunakan metode phonics memudahkan fasilitator dalam mengajarkan mengenal dan membaca kata dalam bahasa Inggris ke anak-anak. Menggunakan metode phonics anak-anak menjadi lebih tertarik dalam belajar karena mereka juga dapat membaca kata dalam bahasa Inggris dengan mudah. Selain itu, kepercayaan diri mereka meningkat setelah mereka berhasil membaca kata dengan pengucapan yang benar. Mereka juga dapat dengan mudah menuliskan kata bahasa Inggris dengan ejaan yang benar sesuai dengan pelafalannya.
Belajar membaca kosakata Bahasa Inggris akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan menggunakan Phonics atau pengenalan bunyi huruf. Phonics dapat diajarkan ke anak dari usia 3-8 tahun. Phonics juga dapat membantu lidah anak terlatih mengucapkan kata.
Belajar Membaca Kosakata Bahasa Inggris dengan Pengenalan Bunyi
Oleh Mastuti Ajeng Subianti, SS., M.Li – PKBM EduHouse (EduHouse Preschool/PAUD)
AWAL
Di era modern saat ini, menguasai Bahasa Inggris sudah menjadi suatu kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh produk-produk, tempat, aplikasi, website dan lain-lain yang menggunakan Bahasa Inggris. Bahkan hampir semua jenis pekerjaan mencantumkan keahlian bahasa Inggris sebagai salah satu kriteria pekerjaan. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Inggris diadakan sejak sekolah dasar. Namun dalam belajar bahasa Inggris, anak-anak menghadapi hambatan dalam membaca kosakata dalam bahasa Inggris. Atas dasar alasan inilah anak perlu belajar membaca kosakata bahasa Inggris menggunakan pengenalan bunyi atau Phonics. Biasanya metode phonics digunakan sebagai kegiatan pra-membaca dan pra-menulis di anak usia 3-6 tahun. Pada tahap pra-membaca dan pra-menulis ini lah saya mulai memperkenalkan phonics di sekolah dengan memperkenalkan kosakata yang ada di sekitar mereka seperti hewan, perasaan, benda-benda di sekitar mereka.
Phonics merupakan metode yang digunakan dalam bahasa Inggris untuk membaca dengan melafalkan bunyi alfabet. Phonics tak langsung membuat anak dapat membaca, namun di fase awal akan membantu lidah anak terlatih untuk mengucapkan kata dalam bahasa Inggris dengan pelafalan bunyi yang benar. Anak tidak akan perlu mengingat nama alfabet, namun ia perlu mengingat bunyi alfabet. Dengan mengingat bunyi huruf, anak akan dengan mudah menggabungkan tiap bunyi huruf tersebut menjadi sebuah suku kata, kata dengan 1 suku kata, 2 suku kata dan penggunaan bunyi campuran dalam banyak kata. Jika anak sudah memiliki rasa percaya diri dalam membaca kata bahasa Inggris dengan benar, makan anak juga dapat menyukai bahasa Inggris dan memiliki kesukaan dalam membaca dalam bahasa Inggris.
TANTANGAN
Guru yang berperan sebagai fasilitator tentu menghadapi beberapa tantangan dalam mengajar English Phonics. Tantangan tersebut bukan hanya dari faktor anak-anak melainkan juga dari faktor orangtua di mana orangtua belum memahami pentingnya phonics dalam proses belajar bahasa Inggris pada anak sehingga seringkali orangtua memaksakan anak dengan cara-cara yang tidak relevan.
Anak juga telah terbiasa mendengar lagu alfabet dan belum terbiasa mendengar bunyi huruf/phonics bahasa Inggris. Pada lagu alfabet, contohnya, huruf A disebut /ei/, B disebut /bi/ dan seterusnya. Namun, pengenalan bunyi alfabet tidak mengajarkan demikian.
Karena telah terbiasa mendengar dan mengenal alfabet dari namanya, anak merasa kesulitan membedakan nama alfabet dan bunyi alfabet sehingga saat diminta membaca, ia tidak dapat melafalkannya dengan benar.
AKSI
English Phonics dapat dipelajari dari anak di tahap awal membaca dan menulis bahasa Inggris. Dalam pembelajarannya, anak dikenalkan dengan bunyi-bunyi tiap huruf dari huruf A sampai Z. Lalu pada tahapannya anak akan belajar dari bunyi tunggal (single sound) seperti bunyi huruf ‘a’ yaitu /eh/, ‘b’ yaitu /beh/, ‘c’ yaitu /keh/ dan seterusnya. Setelah itu dilanjutkan dengan bunyi campur (blended sound) seperti contohnya kata ‘bad’ anak akan mengeja ‘b + ad’ (/beh/ + /eh/ /deh/) lalu digabung menjadi kata ‘bad’. Tahapan selanjutnya yaitu konsonan ganda (double consonant) di mana anak belajar mengucapkan kata ‘black’ yang terdiri dari ‘bl + ack’ yang diucapkan dalam phonics menjadi /bel/ + /ack/ dan digabung menjadi kata ‘black’. Lalu tahap yang terakhir yaitu vokal ganda (double vowel) seperti kata ‘moon’, ‘mail’, ‘day’ dan lainnya. Di tahap yang terakhir ini anak diajak untuk membedakan bunyi dari bunyi -oo- panjang dan -oo- pendek, pengucapan kata -ai- dan -ay- di mana kedua bunyi tersebut terdengar mirip dan memiliki arti yang berbeda.
Pada penerapan pengajaran English Phonics ini juga dapat melalui berbagai media seperti flashcards, permainan puzzle, pengelompokkan bunyi dan lain sebagainya. Fasilitator juga dapat menyajikan latihan yang dapat dilakukan dengan cara kolaboratif (terutama di usia SD kelas 1) seperti menyusun kata-kata dan mengisi celah yang kosong pada kalimat. Penggunaan alat peraga, sumber belajar multisensorik juga dapat memberikan motivasi pada anak secara eksternal.
PERUBAHAN
Memperkenalkan bahasa Inggris menggunakan metode phonics memudahkan fasilitator dalam mengajarkan mengenal dan membaca kata dalam bahasa Inggris ke anak-anak. Menggunakan metode phonics anak-anak menjadi lebih tertarik dalam belajar karena mereka juga dapat membaca kata dalam bahasa Inggris dengan mudah. Selain itu, kepercayaan diri mereka meningkat setelah mereka berhasil membaca kata dengan pengucapan yang benar. Mereka juga dapat dengan mudah menuliskan kata bahasa Inggris dengan ejaan yang benar sesuai dengan pelafalannya.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Belajar Membaca Kosakata Bahasa Inggris dengan Pengenalan Bunyi
Oleh Mastuti Ajeng Subianti, SS., M.Li – PKBM EduHouse (EduHouse Preschool/PAUD)
AWAL
Di era modern saat ini, menguasai Bahasa Inggris sudah menjadi suatu kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh produk-produk, tempat, aplikasi, website dan lain-lain yang menggunakan Bahasa Inggris. Bahkan hampir semua jenis pekerjaan mencantumkan keahlian bahasa Inggris sebagai salah satu kriteria pekerjaan. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Inggris diadakan sejak sekolah dasar. Namun dalam belajar bahasa Inggris, anak-anak menghadapi hambatan dalam membaca kosakata dalam bahasa Inggris. Atas dasar alasan inilah anak perlu belajar membaca kosakata bahasa Inggris menggunakan pengenalan bunyi atau Phonics. Biasanya metode phonics digunakan sebagai kegiatan pra-membaca dan pra-menulis di anak usia 3-6 tahun. Pada tahap pra-membaca dan pra-menulis ini lah saya mulai memperkenalkan phonics di sekolah dengan memperkenalkan kosakata yang ada di sekitar mereka seperti hewan, perasaan, benda-benda di sekitar mereka.
Phonics merupakan metode yang digunakan dalam bahasa Inggris untuk membaca dengan melafalkan bunyi alfabet. Phonics tak langsung membuat anak dapat membaca, namun di fase awal akan membantu lidah anak terlatih untuk mengucapkan kata dalam bahasa Inggris dengan pelafalan bunyi yang benar. Anak tidak akan perlu mengingat nama alfabet, namun ia perlu mengingat bunyi alfabet. Dengan mengingat bunyi huruf, anak akan dengan mudah menggabungkan tiap bunyi huruf tersebut menjadi sebuah suku kata, kata dengan 1 suku kata, 2 suku kata dan penggunaan bunyi campuran dalam banyak kata. Jika anak sudah memiliki rasa percaya diri dalam membaca kata bahasa Inggris dengan benar, makan anak juga dapat menyukai bahasa Inggris dan memiliki kesukaan dalam membaca dalam bahasa Inggris.
TANTANGAN
Guru yang berperan sebagai fasilitator tentu menghadapi beberapa tantangan dalam mengajar English Phonics. Tantangan tersebut bukan hanya dari faktor anak-anak melainkan juga dari faktor orangtua di mana orangtua belum memahami pentingnya phonics dalam proses belajar bahasa Inggris pada anak sehingga seringkali orangtua memaksakan anak dengan cara-cara yang tidak relevan.
Anak juga telah terbiasa mendengar lagu alfabet dan belum terbiasa mendengar bunyi huruf/phonics bahasa Inggris. Pada lagu alfabet, contohnya, huruf A disebut /ei/, B disebut /bi/ dan seterusnya. Namun, pengenalan bunyi alfabet tidak mengajarkan demikian.
Karena telah terbiasa mendengar dan mengenal alfabet dari namanya, anak merasa kesulitan membedakan nama alfabet dan bunyi alfabet sehingga saat diminta membaca, ia tidak dapat melafalkannya dengan benar.
AKSI
English Phonics dapat dipelajari dari anak di tahap awal membaca dan menulis bahasa Inggris. Dalam pembelajarannya, anak dikenalkan dengan bunyi-bunyi tiap huruf dari huruf A sampai Z. Lalu pada tahapannya anak akan belajar dari bunyi tunggal (single sound) seperti bunyi huruf ‘a’ yaitu /eh/, ‘b’ yaitu /beh/, ‘c’ yaitu /keh/ dan seterusnya. Setelah itu dilanjutkan dengan bunyi campur (blended sound) seperti contohnya kata ‘bad’ anak akan mengeja ‘b + ad’ (/beh/ + /eh/ /deh/) lalu digabung menjadi kata ‘bad’. Tahapan selanjutnya yaitu konsonan ganda (double consonant) di mana anak belajar mengucapkan kata ‘black’ yang terdiri dari ‘bl + ack’ yang diucapkan dalam phonics menjadi /bel/ + /ack/ dan digabung menjadi kata ‘black’. Lalu tahap yang terakhir yaitu vokal ganda (double vowel) seperti kata ‘moon’, ‘mail’, ‘day’ dan lainnya. Di tahap yang terakhir ini anak diajak untuk membedakan bunyi dari bunyi -oo- panjang dan -oo- pendek, pengucapan kata -ai- dan -ay- di mana kedua bunyi tersebut terdengar mirip dan memiliki arti yang berbeda.
Pada penerapan pengajaran English Phonics ini juga dapat melalui berbagai media seperti flashcards, permainan puzzle, pengelompokkan bunyi dan lain sebagainya. Fasilitator juga dapat menyajikan latihan yang dapat dilakukan dengan cara kolaboratif (terutama di usia SD kelas 1) seperti menyusun kata-kata dan mengisi celah yang kosong pada kalimat. Penggunaan alat peraga, sumber belajar multisensorik juga dapat memberikan motivasi pada anak secara eksternal.
PERUBAHAN
Memperkenalkan bahasa Inggris menggunakan metode phonics memudahkan fasilitator dalam mengajarkan mengenal dan membaca kata dalam bahasa Inggris ke anak-anak. Menggunakan metode phonics anak-anak menjadi lebih tertarik dalam belajar karena mereka juga dapat membaca kata dalam bahasa Inggris dengan mudah. Selain itu, kepercayaan diri mereka meningkat setelah mereka berhasil membaca kata dengan pengucapan yang benar. Mereka juga dapat dengan mudah menuliskan kata bahasa Inggris dengan ejaan yang benar sesuai dengan pelafalannya.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.